Internasional

China Setuju Gunakan Vaksin Pfizer/BioNTech

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 July 2021 10:06
In this photo provided by China's Xinhua News Agency, Chinese President and party leader Xi Jinping delivers a speech at a ceremony marking the centenary of the ruling Communist Party in Beijing, China, Thursday, July 1, 2021. China’s Communist Party is marking the 100th anniversary of its founding with speeches and grand displays intended to showcase economic progress and social stability to justify its iron grip on political power that it shows no intention of relaxing. (Li Xueren/Xinhua via AP)
Foto: Presiden dan pemimpin partai China Xi Jinping menyampaikan pidato pada upacara peringatan seratus tahun Partai Komunis yang berkuasa di Beijing, China, Kamis, 1 Juli 2021. (Li Xueren/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas China dilaporkan akan segera menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. Persetujuan ini merupakan yang pertama dilakukan Beijing terhadap vaksin dengan teknologi mRNA, buatan luar negeri.

Mengutip Straits Times, Fosun Pharma yang berbasis di Shanghai mengatakan Administrasi Produk Medis Nasional (NMPA) baru-baru ini menyelesaikan tinjauan panel ahli dari vaksin mRNA Covid-19 tersebut. Dikatakan Fosun akan mengembangkan vaksin itu dengan perusahaan Jerman BioNTech.

Vaksin ini sendiri nantinya akan berubah nama di China, dari Pfizer/BioNTech ke BNT162b2. Merek dagangnya adalah Comirnaty. Di China, vaksin itu disebut sebagai vaksin Fosun-BioNTech. Karena nantinya akan diproduksi Fosun Pharma.

Sementara itu sebuah pemberitaan majalah lokal Caixin menyebut bahwa regulator sedang mempertimbangkan pemberian BNT162b2 kepada mereka yang telah divaksinasi penuh sebagai booster.

Kebanyakan vaksin yang dikembangkan di China tidak menggunakan teknologi mRNA atau rekayasa genetik melainkan menggunakan virus yang tidak aktif. Menurut hasil penelitian, vaksin-vaksin mRNA seperti Pfizer/BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca, memiliki tingkat efikasi yang lebih tinggi bahkan hingga lebih dari 90%.

Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional (NHC) dalam update hariannya menyebut bahwa 1,4 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di China, Selasa (20/7/2021). Laju vaksinasi ini sedikit terhambat mengingat aturan pemerintah pusat yang tidak mewajibkan vaksin.

Namun, sejumlah pemerintah daerah telah mempercepat upaya vaksin dengan memberi batasan pada warga yang enggan disuntik. Di Provinsi Guangxi misalnya, mereka yang tidak divaksin dilarang mendatangi sejumlah fasilitas umum termasuk sekolah.

"Mereka yang belum disuntik harus bergegas dan ditusuk untuk menghindari mempengaruhi kembalinya anak Anda ke sekolah," kata pemberitahuan di provinsi Guangxi barat.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Dapat Tambahan 3,5 Juta Dosis Vaksin Pfizer dari Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular