Internasional

Xi Jinping Buka Suara 16 Negara Perketat Masuk Pelacong China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 January 2023 21:10
Dalam gambar yang diambil dari rekaman video yang dijalankan oleh CCTV China, Presiden China Xi Jinping berbicara selama peringatan resmi untuk mendiang mantan Presiden China Jiang Zemin di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Selasa, 6 Desember 2022. (CCTV via AP)
Foto: (AP/CCTV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Xi Jinping mengecam pembatasan internasional atas pelancong China. Pernyataan ini muncul setelah 16 negara memberlakukan pembatasan Covid-19 terbaru pada pengunjung dari Negeri Tirai Bambu.

Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, dan Prancis termasuk di antara negara-negara yang memberlakukan aturan bahwa semua pelancong dari China harus memberikan tes Covid negatif sebelum kedatangan. Sementara Maroko resmi melarang.

"Beberapa negara telah mengambil pembatasan masuk yang menargetkan China," kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning dalam pengarahan rutin pada Selasa (3/1/2023), mengutip AFP.

"Ini tidak memiliki dasar ilmiah dan beberapa praktik tidak dapat diterima," tambahnya."China dapat mengambil tindakan balasan berdasarkan prinsip timbal balik".

Peningkatan infeksi yang tajam di China terjadi setelah otoritas pada Desember 2022 tiba-tiba mencabut pembatasan kebijakan ketat nol-Covid yang telah dijalani selama bertahun-tahun. Akibatnya rumah sakit dan krematorium kewalahan dengan lonjakan kasus.

Tak hanya itu, China juga mendorong pembukaan kembali negaranya. Pekan lalu negara ini mengumumkan diakhirinya karantina wajib pada saat kedatangan, sehinggad ini mendorong masyarakat China untuk merencanakan perjalanan ke luar negeri.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Prancis Elisabeth Borne membela aturan baru tentang pelancong China yang mereka keluarkan. "Saya pikir kami melakukan tugas kami untuk meminta tes... Kami akan terus melakukannya," kata Borne kepada radio FranceInfo.

Aturan yang diberlakukan memengaruhi semua pelancong yang datang dari China, bukan hanya warga negara China. Sementara Beijing terus membatasi pengunjung yang masuk dan tidak mengeluarkan visa untuk turis atau pelajar internasional.

Negara-negara termasuk AS juga mengutip kurangnya transparansi Beijing seputar data infeksi dan risiko varian baru sebagai alasan untuk membatasi pelancong dari negaranya tersebut. China hanya mencatat 22 kematian akibat Covid sejak Desember dan secara dramatis mempersempit kriteria untuk mengklasifikasikan kematian akibat Covid yang diartiken sejumlah negara tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Maroko Resmi Tolak Masuk Pelacong Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular