Saat PPKM Darurat Diperpanjang, Pekerja Was-Was 'Tsunami' PHK

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 19/07/2021 18:40 WIB
Foto: Infografis/Besaran Total Pesangon Korban PHK/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi dirumahkan sampai pemutusan hubungan kerja (PHK) makin besar jika Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Kalangan buruh mengungkapkan bahwa saat ini sudah banyak pegawai yang dirumahkan, utamanya sektor-sektor yang paling terdampak.

"Potensi PHK tentu akan semakin terbuka, pandemi ini berdampak pada semua orang dan semua pihak termasuk pekerja dan dunia usaha," kata Sekretaris Umum Komite Eksekutif Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Galih Tri Panjalu kepada CNBC Indonesia, Senin (19/7/21).

Pilihan Redaksi

    Kondisi parah memang terjadi di sektor serikat pekerjanya, yakni pariwisata seperti hotel, restoran, plaza, apartemen hingga katering. Namun, buruh berharap PHK menjadi jalan terakhir yang diambil. Buruh pun memahami kondisi sulit ini dan bersedia dipotong upahnya, namun sebelum mengambil keputusan harus ada komunikasi atau negosiasi dengan pihak pekerja.


    "Tapi dalam hal ini perusahaan juga harus fair, dia harus memperlihatkan laporan keuangan ke pekerja bahwa tinggal berapa bulan operasionalnya, jadi serikat pekerja bisa pahami. Kalaupun dipotong 75% atau 80% ya lakukan selama nggak PHK dan ada komunikasi," kata Galih.

    Ia sudah merasakan pengalaman pahit selama satu tahun lebih pandemi berlangsung di Indonesia, anggotanya sudah berkurang ribuan orang atau 1/3 dari jumlah keseluruhan. Hal itu terjadi karena pekerja sudah tidak lagi memiliki hubungan kerja dengan perusahaan awalnya bekerja.

    "Sekarang tinggal 6 ribuan orang anggota karena kemarin kehilangan 3 ribu lebih karena alasan Covid-19. Selama di FSPM 9 tahun, ini masa-masa sulit buat bagi FSPM, juga buat saya karena situasinya tough untuk mempertahankan anggota dari dampak pandemi," kata Galih.

    Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin pun mengakui itu. Di sektor restoran dan hotel paling banyak mengurangi tenaga kerja.

    "Tenaga kerja yang hampir hilang karena pandemi hampir 200 ribu orang. Cash flow restoran di DKI dan di mal juga rata-rata running loss. Dan beberapa bulan tidak bayar penyewa mal, service charge juga ditangguhkan, back to back tidak bayar, yang berat tentu pemilik pusat perbelanjaan," katanya beberapa waktu lalu.


    (hoi/hoi)
    Saksikan video di bawah ini:

    Video: PHK Hantam Warga RI, Ternyata Ini Alasannya!