
Setahun Pandemi, Sejuta Lebih Rakyat Indonesia Jatuh Miskin!

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) memberi konfirmasi akan hal itu. Pada Maret 2020, kala virus corona diumumkan jadi pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 26,42 juta orang. Setahun kemudian, Maret 2021, jumlahnya naik menjadi 27,54 juta orang, bertambah 1,12 juta orang.
![]() |
Tidak hanya angka absolut, tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan pun semakin tinggi. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada Maret 2021 berada di 1,71, naik dibandingkan Maret yang sebesar 1,61.
Indeks Kedalaman Kemiskinan mencerminkan jarak antara rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi angkanya, maka semakin jauh jarak dengan garis kemiskinan. Artinya, semakin sulit untuk keluar dari 'kerak neraka'.
![]() |
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga naik. Pada Maret 2021, nilainya ada di 0,42, naik dari Maret 2020 yang sebesar 0,38.
Indeks Keparahan Kemiskinan memberi gambaran mengenai pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi angkanya, semakin tinggi ketimpangan di antara mereka.
![]() |
Bicara soal ketimpangan, secara umum ketimpangan pengeluaran di masyarakat Indonesia juga naik. Ini terlihat dari rasio gini yang meningkat.
Rasio gini pada Maret 2021 adalah 0,384. Turun dibandingkan September 2020 yang sebesar 0,385 tetapi naik dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 0,381. Artinya selama setahun pandemi, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin lebar.
Rasio gini adalah indikator yang mengukur tingkat pengeluaran penduduk yang dicerminkan dengan angka 0-1. Semakin rendah angkanya, maka pengeluaran semakin merata.
![]() |
Virus corona memang sangat berbahaya. Virus ini membuat jutaan orang Indonesia jatuh sakit, dan puluhan ribu di antaranya meninggal dunia.
Namun prahara yang diakibatkan virus corona tidak berhenti sampai di situ. Virus corona sudah terbukti membuat jutaan orang jatuh ke 'jurang' kemiskinan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
