
Top! Penerbitan Surat Utang RI Dipangkas Rp 283 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan pemerintah akan mengurangi porsi utang mulai tahun ini. Ini sejalan dengan rencana mengembalikan defisit anggaran kembali di bawah 3% di tahun 2023.
Menurutnya, pengurangan pembiayaan utang ini tercermin dari defisit anggaran tahun ini yang diperkirakan akan lebih rendah dari yang ditetapkan. Di mana defisit ditetapkan sekitar Rp 1.006,4 triliun di 2021.
Pengurangan pembiayaan utang ini ditempuh melalui pemangkasan rencana penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di semester II-2021.
"Penyesuaian strategi penerbitan utang di Semester II utamanya menyangkut penerbitan SBN di pasar domestik, sehingga SBN neto menurun dari Rp 1.207 triliun menjadi Rp 924 triliun," ujarnya, Rabu (13/7/2021).
Dengan demikian maka pemangkasan penerbitan SBN neto tercatat Rp 283 triliun di paruh kedua tahun ini.
Adapun realisasi penerbitan SBN neto di semester I-2021 tercatat Rp 464 triliun. Jika dilakukan pemangkasan, maka sisa penerbitan SBN neto di semester II-2021 menjadi Rp 460 triliun.
"Penurunan ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan yang efisien, antara lain pemanfaatan SAL dan pinjaman program untuk mendukung penanganan dampak Covid-19," jelasnya.
Sementara itu, penerbitan SBN ritel tetap akan dioptimalkan untuk meningkatkan partisipasi investor domestik dalam pembiayaan pembangunan.
"Dengan pengurangan utang neto tersebut, outlook debt to GDP tentunya akan lebih baik dibandingkan dengan tidak dilakukannya pengurangan target utang," tegasnya.
(mij/mij)
Next Article Utang Pemerintah Capai Rp 6.445 T di Maret 2021