Saat Harapan Sri Mulyani Pupus Akibat Ganasnya Varian Delta!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terpaksa harus mengoreksi asumsi makro ekonomi di awal paruh kedua 2021. Ekonomi yang tadinya bisa tumbuh 5%, diperkirakan hanya mampu di level 3%.
Hal ini tak lepas dari ledakan kasus covid-19, dipicu penyebaran varian delta yang katanya lebih ganas dan semakin kendornya protokol kesehatan oleh masyarakat.
Capaian perekonomian pada paruh pertama sebetulnya cukup gemilang. Kuartal I memang masih kontraksi, namun seiring peningkatan mobilitas masyarakat, ekonomi kuartal II diperkirakan tumbuh sampai 7-8%.
Indeks kepercayaan konsumen meningkat hingga indeks produksi manufaktur bahkan mencapai level tertinggi sepanjang sejarah.
"Kemudian kita melihat munculnya varian delta dari virus corona yang begitu dominan," ujar Sri Mulyani
dalam CNBC Indonesia Economic Update dengan Tema "Kebangkitan Ekonomi Indonesia", Selasa (13/7/2021).
Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat dengan tujuan mengurangi 50% mobilitas masyarakat sehingga penyebaran covid bisa teredam.
Lebih dari seminggu kebijakan berjalan mobilitas memang turun tapi kasus covid tidak berhenti. Bahkan terus menembus rekor, seperti kemarin mencapai 40 ribu kasus positif dalam sehari. Begitu juga dengan yang meninggal dunia, sempat menembus 1.000 orang per hari.
"Hal ini yang mungkin perlu untuk kita di satu sisi memiliki alasan untuk memiliki harapan bahwa tahun 2021 tetap merupakan tahun pemulihan, namun kita tidak lengah dan tetap waspada. Seperti yang tadi juga disampaikan varian Covid-19 yang terus berubah dan ini menimbulkan ancaman," paparnya.
Atas kondisi tersebut, Sri Mulyani menyiapkan skenario moderat hingga berat. Diawali dengan PPKM Darurat dengan skenario moderat dan berat berjalan sampai dengan 4-6 minggu.
Dengan skenario tersebut maka implikasi ke tingkat konsumsi masyarakat akan melambat. Pemulihan ekonomi akan tertahan, pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi melambat ke 4,0 - 5,4% yoy dan kuartal IV 4,6 - 5,9%.
Pemerintah harus mengoptimalkan belanja agar ekonomi tidak kembali melemah seperti tahun sebelumnya. Di samping tetap mendorong pertumbuhan ekspor dan investasi. Bila tidak ada tekanan lagi, maka ekonomi sampai akhir tahun diproyeksikan di level 3,7-4,5%.
Sri Mulyani mengakui skenario yang lebih berat tentu bisa saja terjadi. Hanya saja berdasarkan data terkini, skenario tersebut yang dimungkinkan terjadi.
"Jadi, (yang dibuat pemerintah) skenario moderat dan berat. Belum memasukkan skenario yang lebih berat," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tumbuh 7%, Sri Mulyani: Ini Bukan Jaminan Ekonomi RI Pulih!
