
PPKM Darurat Diperpanjang Sampai 6 Minggu? Sangat Mungkin!

PPKM Darurat bertujuan mulia, yaitu menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia sebanyak-banyaknya. Namun harga yang harus dibayar sangatlah mahal, ekonomi bakal 'mati suri'.
Pemerintah memperkirakan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini masih bisa tumbuh masng-masing 4,5,4% dan 4,6-5,9%. Ini membuat Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2021 tumbuh 3,7-4,5%.
Namun ini lebih karena basis yang rendah. Tahun lalu, ekonomi Indonesia menyentuh titik nadir di mana PDB kuartal III dan IV tumbuh masing-masing -3,49 dan -2,19%. Sepanjang 2020, ekonomi Indonesia tumbuh -2,07%.
Sinyal perlambatan ekonomi sudah terasa. Pada Juni 2021, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat 53,5, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 55,3.
"Pertumbuhan sektor manufaktur melambat pada Juni, sebagaimana ditunjukkan oleh survei IHS Markit PMI terbaru, dan mencerminkan pengaruh gelombang kedua Covid-19 terhadap sektor manufaktur Indonesia," sebut Jingyi Pan, Direktur Ekonomi IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Kemudian, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2021 adalah 107,4, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 104,4 sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Maret 2020. Namun BI memberi wanti-wanti karena pada Juli 2021 ada risiko IKK bakal mengalami koreksi.
"Kondisi ini perlu terus dijaga dan dicermati sejalan PPKM Darurat guna mengatasi kenaikan Covid-19 di Indonesia," sebut laporan BI.
Saat dunia usaha mengurangi ekspansi dan permintaan rumah tangga menurun, maka hasilnya adalah penciptaan lapangan kerja akan berkurang. Ini karena dunia usaha harus bertahan hidup di tengah tekanan yang sedemikian berat, sehingga terpaksa melakukan efisiensi. Menjual aset hingga mengurangi karyawan adalah beberapa caranya.
Per Februari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan masih ada 19,1 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi virus corona pada Februari 2021 dengan rincian sebagai berikut:
• 1,62 orang menjadi pengangguran.
• 0,65 juta menjadi bukan angkatan kerja.
• 1,11 juta orang sementara tidak bekerja.
• 15,72 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja.
Gangguan di pasar tenaga kerja pada akhirnya akan berdampak kepada angka kemiskinan. Per September 2020, BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang, bertambah 2,76 juta orang dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2017.
Oleh karena itu, pandemi harus segera diakhiri. Kalau semakin lama, maka semakin banyak rakyat yang jatuh sakit dan jatuh miskin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)