
PDB Diramal Bisa 4,5%, Skenario Lebih Berat Belum Dimasukkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dalam menyikapi lonjakan kasus Covid-19, pihaknya belum merespons skenario terberat terhadap ekonomi.
Sri Mulyani menjelaskan dalam menyusun proyeksi pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus merespons siklus anggaran berdasarkan Undang-Undang APBN.
Secara mekanisme, outlook atau skenario yang dibuat oleh pemerintah untuk semester I-2021 dan semester II-2021 coba direkonstruksikan melalui payung hukum yang ada dan sambil melihat dinamika yang terjadi yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menegaskan sampai saat ini Kemenkeu tidak bisa untuk membuat skenario yang lebih berat dari skenario yang sudah ditetapkan pemerintah saat ini.
"Gak bisa buat berbagai skenario yang skenarionya bergerak terus. Jadi, (yang dibuat pemerintah) skenario moderat dan berat. Belum memasukkan skenario yang lebih berat," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Banggar DPR, Senin (12/7/2021).
Terpenting, kata dia, Kemenkeu akan mendukung setiap rencana masing-masing K/L dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19, yang kemudian akan direkalibrasi dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi.
"Konsumsinya akan jadi berapa persen, kalau mobilitas turun berapa persen. Akan lakukan kalibrasi forecast pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Kendati demikian, dalam menyusun proyeksi perekonomian dan kebijakannya, Sri Mulyani menekankan belanja negara dilakukan dengan tetap hati-hati dan akuntabel.
"Trade off harus kita lihat sebagai sesuatu yang nyata, memperbaiki data sistem, kecepatan dan ketepatan. Tentu juga bersama daerah," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Seperti diketahui, melalui bahan paparan Sri Mulyani saat rapat dengan Banggar DPR, telah ada skenario untuk melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat sampai dengan 6 minggu.
"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Sri Mulyani.
Oleh karena itu APBN akan diperkuat untuk merespons dampak negatif peningkatan kasus Covid-19 kepada perekonomian dan diperlukan akselerasi vaksinasi, efektivitas PPKM Darurat, dan kesiapan sistem kesehatan, baik itu fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.
Kemenkeu pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 akan melambat menjadi 4% sampai 5,4% dan pada kuartal IV-2021 diperkirakan akan tumbuh 4,6%-5,9%. Sehingga secara keseluruhan tahun diperkirakan hanya akan mencapai 3,7% sampai 4,5%.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hot News: UMP Naik Tipis, Hingga Srimul Khawatir Covid Naik