Kronologi Dicopotnya Dirut RS Dr Sardjito DIY oleh Menkes

dob, CNBC Indonesia
13 July 2021 07:25
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan merombak kepemimpinan 2 rumah sakit di Yogyakarta dan Magelang. dr. Eniarti, M.Sc, Sp.Kj, MMR Ditunjuk sebagai Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Sebelumnya Eniarti mengemban jabatan Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. Sebagai gantinya, posisi dirut RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang diisi oleh eks dirut RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu dr. Rukmono Siswishanto, Sp.OG, M.Kes

Pelantikan dua pejabat itu dilakukan secara virtual pada hari ini dengan diikuti oleh Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono beserta seluruh pejabat eselon I Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan rotasi dan mutasi jabatan merupakan hal yang biasa dalam penyegaran organisasi. Ia mengingatkan organisasi yang dijalankan saat ini di lingkungan Kemenkes sedang menghadapi tekanan yang luar biasa karena adanya peningkatan dari penularan virus corona penyebab Covid-19.

"Untuk itu di manapun rekan-rekan berada sebagai pimpinan rumah sakit terutama yang merupakan rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan harus dipastikan bahwa tugas utama kita melayani masyarakat sebaik-baiknya, mempersiapkan infrastruktur dengan sebaik-baiknya, dan juga membina semua tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit kita dengan sebaik-baiknya," ujar BGS seperti dikutip laman resmi Kemenkes, Senin (12/7/2021).

Menurut BGS, tekanan yang amat besar dari pandemi ini akan membuat ketiga hal tersebut menjadi sangat krusial dan penting untuk dimonitor kesiapannya setiap hari.

"Oleh karena itu titipan saya kepada para dirut rumah sakit vertikal yang ada di seluruh Indonesia pastikan bahwa kita meluangkan waktu dan tenaga yang cukup untuk mengantisipasi semua masalah yang mungkin terjadi, dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap masyarakat yang berada di sekitar kita," kata BGS.

Halaman Selanjutnya >> Kronologi Polemik RS Sardjito

Sebelumnya, Kompas.id menurunkan pada Minggu (4/7/2021) laporan bahwa 63 pasien di RSUP Dr Sardjito yang meninggal akibat rumah sakit itu kehabisan suplai oksigen. Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengonfirmasi kabar 63 pasien meninggal terinfeksi Covid-19 sepanjang Sabtu (2/7) hingga Minggu (3/7) pagi.

Hanya saja, Banu membantah puluhan pasien tersebut semua meninggal akibat kekurangan oksigen. Banu menjelaskan, oksigen sentral RSUP Dr Sardjito baru benar-benar habis semalam pukul 20.00 WIB. Sejak itu pasien disokong dengan bantuan oksigen tabung, termasuk kiriman dari Polda DIY.

"Dari data kami jam 8 malam (mulai oksigen sentral habis) sampai tadi pagi meninggal itu sekitar 33 pasien, jadi intinya itu nek arep nggatukke (mencocokkan) sama oksigen habis hanya 33," kata Banu seperti dikutip dari CNNIndonesia.com

Akan tetapi, lanjutnya, 33 pasien yang meninggal itu pun sudah dalam kondisi tersuplai oksigen dari tabung. Mereka tak tertolong karena memang kondisinya sudah berat atau masalah klinis. Sebanyak 15 pasien meninggal di UGD.

"Mereka tetap tersuplai oksigen walaupun dengan tabung, meninggal karena dengan kondisi ventilator hanya sekitar empat pasien," tegasnya.

"Jadi, kalau sejak (Sabtu) pagi itu suplai oksigen baik-baik saja, cuma karena Jumat sore itu ada gelombang pasien yang kondisinya sudah berat-berat," sambungnya.

Pasca kejadian tersebut, kasus meninggalnya 63 orang pasien di RSUP Dr Sardjito menjadi polemik di media massa dan media sosial dalam 2 terakhir.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular