Sri Mulyani Pede Setoran Pajak 2021 Rp 1.176 T, Tumbuh 9,7%!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 July 2021 19:05
Infografis: Simak! Tarif Baru Pajak Perusahaan & Orang Kaya Berlaku 2022
Foto: Infografis/Simak! Tarif Baru Pajak Perusahaan & Orang Kaya Berlaku 2022/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan penerimaan pajak hingga akhir 2021 hanya akan mencapai Rp 1.176,3 triliun atau hanya akan mencapai 95,7% dari target APBN yang sebesar Rp 1.229,6 triliun.

Proyeksi penerimaan pajak tersebut dibuat karena berdasarkan realisasi pajak yang sudah terkumpul dari realisasi Semester I-2021 yang sudah mencapai Rp 557,8 triliun atau tumbuh 4,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Realisasi penerimaan pajak pada Semester I-2021 tersebut, kata Sri Mulyani didorong oleh pemulihan aktivitas ekonomi dan peningkatan harga komoditas yang mendorong aktivitas produksi dan konsumsi serta aktivitas perdagangan internasional.

"Pajak diperkirakan (mencapai) 95,7% dari target atau lebih rendah sekitar Rp 53,3 triliun terhadap APBN, atau tumbuh 9,7% jika dibandingkan dengan realisasi pajak 2020 yang mencapai Rp 1.072,1 triliun," jelas Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Banggar DPR, Senin (12/7/2021).

Penerimaan pajak semester II diperkirakan masih melanjutkan pertumbuhan positif namun laju pertumbuhannya bergantung kepada prospek aktivitas ekonomi pasca PPKM darurat.

Secara keseluruhan penerimaan pajak diperkirakan di bawah target karena adanya peningkatan kasus Covid-19 yang menahan laju pemulihan dan kebutuhan pemberian insentif kepada dunia usaha.

Kendati demikian, secara keseluruhan pendapatan negara 2021, baik yang berasal dari penerimaan pajak, kepabeanan dan cukai, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta Hibah akan mencapai Rp 1.760,7 triliun.

Proyeksi pendapatan negara tersebut mencapai 101% dari target APBN yang sebesar Rp 1.743,6 triliun. Namun, kata Sri Mulyani tergantung dari kondisi ekonomi di tengah masih tingginya angka penularan virus corona.

"Penerimaan negara akan capai Rp 1760,7 triliun sedikit di atas target APBN. Tentu proyeksi ini sangat tergantung kondisi ekonomi dan Covic-19. Terlihat di perpajakan, kondisi ekonomi akan pulih dan kuat. Sehingga target perpajakan betul-betul bisa tercapai," ujarnya.

Adapun untuk penerimaan kepabeanan dan cukai diperkirakan mencapai 104,3% dari target Rp215 triliun atau tumbuh 5,2%.

Penerimaan kepabeanan dan cukai Semester I mencapai Rp122,2 triliun atau tumbuh 31,1% utamanya dari limpahan pelunasan pita cukai 2020 dan kebijakan penyesuaian tarif CHT 2021.

Kemudian juga didukung oleh pertumbuhan positif pada Bea Masuk sejalan dengan tren membaiknya kinerja impor maupun Bea Keluar karena adanya dorongan harga dan volume utamanya CPO dan tembaga.

Sementara untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan mencapai 119,9% dari target Rp298,2 triliun atau tumbuh 4%.

Realisasi PNBP semester I mencapai 69,4% dari target karena realisasi SDA Migas mencapai 53,2% dan SDA Non Migas tumbuh 54,8% sejalan dengan peningkatan harga minerba.

Sri Mulyani menuturkan PNBP SDA semester II akan dipengaruhi pergerakan harga minyak yang relatif stabil dan minerba yang diperkirakan melandai.

Untuk PNBP non-SDA relatif lebih rendah karena sebagian besar PNBP KND (dividen BUMN) terealisasi di semester I sedangkan PNBP BLU khususnya sawit mengikuti harga CPO yang diproyeksikan tidak setinggi semester I.

Sebagai informasi, pendapatan negara hingga semester I-2021 tumbuh mencapai 9,1% (yoy) menjadi Rp 886,9 triliun atau 50,9% dari target di APBN 2021 sebesar Rp1.743,6 triliun.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ramai #Stopbayarpajak, Ini Sikap Keras Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular