Sepekan PPKM Darurat, Kenapa Kasus Corona RI Malah Meledak?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 July 2021 10:45
Pengendara melewati jalur alternatif untuk melewati penyekatan PPKM Darurat di Jakarta, Selasa (6/7/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengendara melewati jalur alternatif untuk melewati penyekatan PPKM Darurat di Jakarta, Selasa (6/7/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah genap sepekan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali berlaku. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan penyebaran virus SARS CoV-2, yang menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019/Covid-19.

Dengan PPKM Darurat, aktivitas dan mobilitas warga betul-betul dibatasi. Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal wajib 100% bekerja dari rumah. Pelajar pun kembali belajar dari jarak jauh secara virtual.

Pusat perbelanjaan tutup sementara, kecuali yang menjual kebutuhan sehari-hari yang boleh tetap buka dengan kapasitas pengujung 50% dan wajib tutup pukul 20:00. Restoran dan kafe tidak boleh melayani pengunjung yang makan-minum di tempat, hanya bisa untuk dibawa pulang (takeaway) atau pesan antar (delivery).

Berbagai kebijakan itu pada intinya meminta masyarakat untuk #dirumahaja. Sebab, virus corona lebih mudah menular seiring peningkatan interaksi dan kontak antar-manusia. Apalagi kini sudah hadir virus corona varian baru, yang lebih mudah menular dari sebelumnya.

Melalui penerapan PPKM Darurat, pemerintah menargetkan kasus harian turun ke kisaran 10.000 per hari. Sayangnya, target itu masih jauh panggang dari api. Sejak pelaksanaan PPKM Darurat, pasien baru bukannya berkurang malah semakin bertambah.

Per 9 Juli 2021, jumlah pasien positif corona mencapai 2.455.912 orang. Bertambah 38.124 orang dari hari sebelumnya.

Selama seminggu pelaksanaan PPKM Darurat, total pasien baru bertambah 226.974 orang dengan rata-rata 32.425 orang per hari. Jauh lebih tinggi ketimbang sepekan sebelumnya dengan total tambahan pasien 174.943 orang dengan rerata 21.868 orang saban harinya.

Halaman Selanjutnya --> Ini Penyebab Kasus Corona Melonjak

Mengapa begitu? Mengapa kehadiran PPKM Darurat malah membuat kasus corona menanjak?

Ini karena PPKM Darurat juga mengamanatkan peningkatan jumlah tes. Selama ini harus diakui uji corona di Indonesia relatif rendah sehingga belum mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Masih banyak kasus positif yang tersimpan di bawah karpet.

Dengan PPKM Darurat, pemerintah menargetkan tes sebanyak 410.000 per hari. Saat ini jumlahnya belum sebanyak itu, tetapi sudah naik signifikan dari sebelumnya.

Sepanjang pekan ini, rata-rata tes adalah 122.558 per hari. Naik dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yakni 96.534 per hari.

Akibat tes yang semakin banyak, maka semakin banyak pula kasus yang ditemukan. Kasus positif yang selama ini terpendam jadi terungkap terang-benderang setelah diuji.

Dengan tes yang lebih masif, semakin banyak yang ditemukan warga yang ternyata mengidap virus corona. Warga yang terbukti positif harus dipisahkan dari populasi yang sehat sehingga rantai penularan bisa terputus.

Tingginya tes dalam jangka pendek tentu akan menambah temuan kasus positif. Namun dalam jangka yang lebih panjang, keberhasilan menemukan lebih banyak warga yang positif corona kemudian memisahkannya dari populasi untuk mendapatkan perawatan akan mampu mengendalikan penyebaran virus. Dengan begitu, pandemi akan lebih terkendali.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Semua akan indah pada waktunya. Untuk saat ini, mohon untuk bersabar dan #dirumahaja...

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular