Penjelasan Lengkap IDI Soal Pemicu Ledakan Covid-19 RI

yun, CNBC Indonesia
05 July 2021 17:05
Petugas medis menunjukkan surat tugas yang membawa pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta, Selasa (8/6/2021). Pemerintah memerbarui data kasus Covid-19 di RI. Hari ini pemerintahmelaporkan tambahan kasus Covid 6.294, kasus sembuh covid 5.85 dan 189 kasus meninggal akibat covid. Penambahan kasus baru ini disampikan oleh satgas Covid-19 pada Selasa(8/6/2021). Pantauan CNBC Indonesia dilokasi mobil ambulans hilir mudik datang dan pergi. Kisaran waktu 15 menit datang satu mobil ambulans dan satu mobil sekolah yang membawa pasien Covid-19. Dilokasi salah satu pengemudi ambulans Wisma Atlet juga tampak kelelahan dan beristirahat di bangku supir bus. Salah satu keluarga juga datang menggunakan sepeda motor untuk di isolasi mandiri di Wisma Atlet. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas pengantaran pasien Covid-19 menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto memberikan saran kepada pemerintah untuk mengatasi lonjakan tajam kasus positif Covid-19 di tanah air. Dia mengungkapkan ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu promotif, preventif dan kuratif.

"Kami mengingatkan, memberikan usulan, tugas pemerintah sebenarnya pada tadi mencegah dan mengobati, saya masuk ke upaya promotif," katanya saat rapat bersama DPR di Jakarta, Senin (5/7/2021).

Kegagalan promotif, lanjutnya, akan menyebabkan hoax di mana-mana. Promotif sendiri adalah upaya pemerintah dalam menginformasikan Covid-19.

Kemudian preventif adalah PPKM darurat. Dia mengapresiasi pemerintah yang sudah memberlakukan PPKM Darurat. Kemudian vaksinasi dan memperketat lalu lintas orang yang dari luar negeri.

"Jika preventif gagal, angka akan naik," tegasnya.

Kuratif, menurut dia, sangat didipengaruhi oleh SDM, RS, obat, oksigen, pembiayaan dan isolasi mandiri. Jika kuratif kurang sempurna atau gagal, maka akibatnya adalah kematian pasien.

"Sehingga dari tiga ini harus dilakukan secara paralel. Yang sangat urgen adalah yang kuratif mengingat pasien sudah overload," katanya lagi.

Terkait poin kuratif ini, ada beberapa usulan yang disampaikan, di antaranya adalah kurangnya dokter, tenaga kesehatan dan perawat. Dia meminta kepada pemerintah untuk memenuhi SDM dengan cara meluluskan mahasiswa kedokteran yang belum lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).

Kedua, dia juga mengusulkan agar tenaga kesehatan divaksinasi sebanyak tiga kali. Hal itu menyusul banyaknya nakes yang terpapar Covid-19 setelah vaksinasi. Mulai dari gejala ringan, berat hingga meninggal.

Selanjutnya, dia juga meminta untuk penambahan tempat tidur RS, ruang ICU, oksigen, APD dan alat kesehatan lainnya. Menurut Saleh, RS kewalahan membiayai operasional. Penyelesaiannya adalah segera siapkan obat, alkes dan oksigen yang dibutuhkan.

"Kemudian pemerintah harus membayar tagihan RS tahun 2020 sampai 2021. Kami berharap bahwa ini adalah kondisi perang, kondisi perang tapi diperlakukan seperti normal, sehingga tagihan klaim covid-19 tahun 2020 triliunan, itu belum bisa diselesaikan," tuturnya.

Usulan lainnya adalah perbanyak tempat isolasi mandiri tentunya dengan pengawasan dokter. Dia mengapresiasi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang telah membuat hot line khusus isoman. Yang menjadi perhatian lainnya adalah insentif nakes.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Warning Penurunan Drastis Kasus Covid-19, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular