
Jangan Swab Antigen Secara Mandiri, Ini Bahayanya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Praktik melakukan tes swab antigen secara mandiri kembali naik ke permukaan dan banyak menjadi perbincangan.
Ini dikarenakan harga alat untuk tes swab antigen dijual lebih murah melalui e-commerce daripada di fasilitas kesehatan. Meski harganya lebih murah, tapi ada bahaya di balik praktik melakukan tes swab antigen secara mandiri.
Dokter spesialis paru Erlang Samoedro memaparkan bahwa praktik ini meningkatkan risiko penularan yang sangat tinggi.
"Melakukan swab sendiri ke orang lain itu risiko tertularnya sangat besar. Pertama, tidak tahu orang ini positif atau enggak," katanya mengutip CNN Indonesia, Selasa (29/6/2021).
"Kedua, kalau tidak pakai APD [alat pelindung diri] kan swab itu langsung dari hidung, jadi kemungkinan virusnya menyebar dan terhirup dengan kontak yang sangat erat," imbuhnya.
Adanya risiko penularan yang tinggi tersebut, dia menyarankan untuk melakukan tes di lokasi yang ditentukan dengan petugas yang terlatih. Selain risiko penularan, Erlang juga menjelaskan swab yang tidak lakukan oleh petugas yang terlatih dapat membahayakan orang yang di-swab.
"Ada bahayanya. Efeknya bisa menimbulkan kematian karena refleks vagal. Makanya, perlu dilakukan oleh petugas terlatih," kata Erlang.
Vagal atau vagus merupakan bagian saraf yang terletak di leher. Saraf ini berhubungan erat dengan saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan jantung. Bila saraf ini tertekan maka dapat menyebabkan refleks vagal seperti batuk, muntah, pingsan, hingga kematian.
Jika merujuk pada beberapa e-commerce, harga swab antigen ini dijual dengan harga yang beragam. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu atau sekitar Rp 120 ribu per pcs. Ada juga yang menjual dengan harga satu paket berisi 25 pcs dengan harga Rp 2,5 juta.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan Baru Masa Berlaku Swab PCR-Antigen Saat PPKM Mikro