Bukan Jet Tempur Siluman, AS Rayu RI Beli Jet Tempur Ini

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
28 June 2021 09:23
Pesawat Jet Tempur  F-35
Foto: Jet Tempur F-35 (AP Photo/Ana Brigida)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menhan Prabowo Subianto harus 'gigit jari' jet tempur incaran Indonesia, yaitu jet tempur siluman generasi ke-5 F-35 tak mendapat restu pemerintah Amerika Serikat (AS). Pembicaraan soal ini sempat sengit pada akhir tahun 2020 lalu. AS hanya merestui jet tempur generasi 4 F-16 block 72 'Viper'. Sempat juga beredar kabar soal AS merestui melepas F-15 EX ke Indonesia.

Kini Indonesia mulai berpaling ke jet tempur generasi 4,5 Dassault Rafale buatan Prancis. Kabar terkini, penandatanganan perjanjian awal kedua negara sudah dilakukan. Namun, upaya AS untuk merayu Indonesia membeli jet tempur buatan mereka belum selesai. Apalagi AS sukses membuat Filipina mau memborong F-16 mereka baru-baru ini.

Hal ini terungkap dari dalam laman resmi Lockheed Martin. Terlihat jelas masih ada 'promosi' langsung ke Indonesia soal 'canggihnya' F-16. Paparan yang berjudul "The F-16 Block 72 for Indonesia: The Ideal Bridge to 5th Gen Capabilities" yang dikutip Senin (28/6).

Pada paparan itu juga terungkap beberapa alasan perusahaan asal AS itu 'hanya' menawarkan jet tempur model lama daripada model terbaru, yaitu F-35.

"F-16 Blok 72 bukanlah pesawat standar generasi keempat," tegas Lockheed Martin menjelaskan.

Lockheed Martin menegaskan bahwa F-16 Blok 72 menggabungkan kemajuan terbaru dalam teknologi dan kemampuan tempur - dimana tak sedikit di antaranya yang dapat dianggap sebagai teknologi generasi kelima.

Mereka menyampaikan beberapa alasan pesawat F-16 Blok 72 yang kuat ini dapat menjadi jembatan antara armada pesawat F-16 yang dimiliki Indonesia saat ini dan pesawat generasi kelima seperti F-35.

Ke Halaman Berikutnya>>>>>>>>

F-16 Blok 72 Diklaim Sebagai Jet Tempur Generasi ke-4.5.

Lockheed Martin punya dua pesawat tempur generasi kelima yang sedang beroperasi, pesawat F-22 dan F-35. Hal ini memungkinkan Lockheed Martin untuk memanfaatkan teknologi generasi kelima dari platform kedua pesawat tersebut dan mengintegrasikannya kembali ke F-16 Blok 72 untuk Indonesia - dan sebaliknya.

Mereka mencontohkan radar Advanced Electronically Scan Array (AESA) APG-83 lanjutan Northrop Grumman yang canggih memberikan kemampuan generasi ke-5 dengan memanfaatkan kesamaan perangkat keras dan perangkat lunak dengan radar F-22 dan F-35 AESA. APG-83 memiliki 95% kesamaan perangkat lunak dan 70% kesamaan perangkat keras dengan radar F-35.

Secara keseluruhan, Lockheed Martin menyediakan pemindahan teknologi dirgantara canggih yang lengkap dan terbukti serta rencana transisi dari generasi keempat ke generasi kelima.

Indonesia Tak Perlu Pusing-Pusing

Indonesia sudah memiliki kesamaan infrastruktur dan rantai pasokan untuk F-16. Saat ini Indonesia punya 34 jet tempur F-16. Artinya TNI AU telah memiliki perlengkapan pendukung F-16, suku cadang, dan pilot terlatih serta personel untuk pemeliharaan pesawat.

Pesawat TNI AU F-16A Blok 15 yang baru saja di upgrade (perbarui) memberikan peningkatan struktural paruh baya dan peningkatan avionik dalam armadanya. Sekarang pesawat tersebut dapat melengkapi F-16 Blok 72 yang ada.

"Dengan pengalaman F-16 dan infrastruktur yang sudah ada, F-16 Blok 72 akan memungkinkan transisi yang lebih lancer dan efisien dengan pengoperasian yang hemat biaya karena investasi awal sudah selesai," jelas Lockheed Martin.

Selain itu, dengan lebih dari 3.000 F-16 yang beroperasi di 25 negara saat ini, pengguna F-16 di seluruh dunia dapat berbagi informasi serta proyek keberlanjutan dan biaya yang terkait dengan pemeliharaan F-16 - dimana banyak di antaranya umum dilakukan oleh pengguna generasi kelima. Faktanya, sekitar setengah dari rantai pasokan F-16 memiliki kesamaan dengan F-22 dan F-35.

Lockheed Martin juga beralasan banyak pengguna F-35 internasional juga mengoperasikan F-16 - baik di masa lalunya atau yang terus mengoperasikanya sampai saat ini. Sebagian besar meningkatkan armada F-16 mereka yang ada ke konfigurasi terbaru sebagai jalur awal dalam transisi ke teknologi pesawat tempur generasi kelima. Sampai saat ini jet tempur F-16 terus melayani markas armada udara NATO dan misi pertahanan sekutu di seluruh dunia.

"Dengan memilih F-16 Blok 72, Indonesia akan bergabung dengan jaringan negara yang mengoperasikan F-16 model lama serta F-16 dan F-35 model terbaru," rayu Lockheed Martin.

Disaat diskusi tentang pesawat generasi kelima untuk Indonesia akan dimulai dengan pemerintah AS, pesawat F-16 Blok 72 menawarkan jalan TNI AU menuju kemampuan generasi kelima di masa depan.

Perusahaan Lockheed Martin kembali menegaskan bahwa F-16 merupakan sebuah pilihan strategis dan berharga bagi banyak pelanggan di seluruh dunia yang mencari pesawat tempur dengan kemampuan yang canggih, kemitraan regional dan global, serta biaya siklus hidup yang terjangkau.

Lima negara telah memilih F-16 Block 70/72 yang baru karena alasan tersebut dan lainnya.

"Alasan lain mengapa Indonesia harus menjadi negara selanjutnya yang memilih F-16? Indonesia sudah memiliki berbagai macam infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung F-16 yang terbaru," jelas perseroan.

Sudah Ada Modal

Dengan armada yang terdiri dari 34 pesawat F-16 Block 15, TNI Angkata Udara sudah memiliki peralatan pendukung dan suku cadang F-16 yang diperlukan serta pilot dan personil pemeliharaan yang terlatih. Armada F-16 TNI AU baru-baru ini telah menyelesaikan peningkatan struktural paruh baya dan avionik yang ditingkatkan sehingga dapat terus digunakan selama beberapa dekade kedepan. Pesawat Block 72 yang baru akan melengkapi dan memperkuat armada yang ada di Indonesia.

Jika TNI AU memilih platform pesawat baru selain F-16 sebagai pesawat tempur masa depannya, maka TNI AU harus banyak berinvestasi dalam infrastruktur baru, serta melatih pilot dan personil pemeliharaan yang baru. Tidak hanya itu, TNI AU juga harus mengintegrasikan peralatan pendukung darat baru dan mencari satu set senjata terpisah dari inventori yang saat ini yang digunakan untuk F-16.

Memperkenalkan platform pesawat baru dalam armada TNI AU juga berarti berkurangnya kesamaan untuk pemeliharaan serta tantangan dalam interoperabilitas dalam armadanya dan dengan rekan regional. Pelatihan untuk dan pemeliharaan berbagai macam platform pesawat yang berbeda akan lebih sulit dan mahal dibandingkan jika memelihara armada dengan satu platform seperti F-16.

"Dengan pengalaman dan infrastruktur F-16 yang sudah ada, F-16 Block 72 akan memungkinkan TNI AU untuk melakukan transisi yang lebih lancer dan efisien, serta menjalankan operasi yang hemat biaya - dan selalu siap," jelas Lockheed.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular