
Dinilai Tak Akurat, Penggunaan GeNose Didesak untuk Disetop

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan GeNose sebagai alat screening Covid-19 mulai diragukan. Sudah ada beberapa desakan dari berbagai ahli dan instansi untuk menghentikan penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan dengan transportasi umum.
Terlebih, di saat angka penularan Covid-19 ini sedang melonjak setelah lebaran.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mendorong pemerintah mengevaluasi penggunaan tes GeNose karena sampai saat ini banyak pengaduan terkait kegagalan dalam mendiagnosa.
"Hal ini dikarenakan banyak pengaduan yang saya terima terkait kegagalan GeNose dalam mendiagnosa. Banyak yang dinyatakan hasil positif, tapi setelah dicek pakai antigen hasilnya negatif," kata Tulus kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/6/2021).
Namun yang dikhawatirkan adalah hasil GeNose negatif palsu, sehingga banyak orang yang terpapar Covid-19 lolos bermobilitas melakukan perjalanan.
Mengingat GeNose ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui SE 12 Tahun 2021 Tentang Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.
"Dikhawatirkan GeNose adalah negatif palsu. Kalau positif palsu mending karena orang bisa cek ulang. Tapi kalau negatif palsu, ini mengerikan. Jika banyak hasilnya negatif palsu, artinya banyak konsumen yang lolos melakukan perjalanan tapi sebenarnya positif," katanya.
Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riyono juga meragukan efektivitas penggunaan GeNose sebagai alat screening Covid-19, yang dianggap belum teruji, sehingga potensi kesalahan hasil tes masih sangat besar.
"Kalau menggunakan GeNose itu berbahaya juga sebenarnya karena tingkat akurasinya diragukan. Kalau tidak tahu penumpang itu benar-benar bebas dari virus atau tidak," kata Pandu kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/6/2021).
Dari alat yang sudah banyak teruji akurat seperti PCR saja masih ada potensi kesalahan, sehingga bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika alat screening dengan tingkat akurasinya kurang dari itu digunakan dalam transportasi.
"Jadi sebenarnya jangan main-main dengan hal ini. Saya melihat GeNose ini kuat pada aspek komersialnya. Keakuratannya divalidasi dari beberapa pihak formal, padahal kurang tingkat akurasinya. Kalau memang ternyata ada kesalahan juga, ini siapa yang mau tanggung jawab?" tegas Pandu.
GeNose sendiri sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan No. Kemenkes RI AKD 20401022883.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Harga Tes Covid-19 dengan GeNose dan Cara Kerjanya
