Iran Sebut Biden Setuju Hapus Sanksi Minyak, AS: No Deal!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
24 June 2021 08:30
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) telah setuju untuk menghapus semua sanksi terhadap minyak dan pengiriman Iran. Meski demikian, Paman Sam mengeluarkan pernyataan berbeda karena hal tersebut belum disepakati secara utuh.

Mengutip Reuters, Kamis (24/6/2021), sebelumnya Kepala Staf Presiden Hassan Rouhani, Mahmoud Vaezi menyebutkan bahwa ada sebuah kesepakatan besar dalam pembicaraan nuklir di Wina yang dimulai pada April lalu dan masih berlangsung dalam beberapa tahapan hingga saat ini.

"Kesepakatan telah dicapai untuk menghapus semua sanksi, minyak dan sanksi pengiriman yang dikenakan oleh era Presiden Donald Trump," kata Vaezi, seperti dikutip oleh media pemerintah Iran.

Vaezi juga mengatakan Washington telah setuju untuk mengeluarkan beberapa tokoh senior Iran dari daftar hitam.

"Sekitar 1.040 sanksi era Trump akan dicabut berdasarkan perjanjian. Juga disepakati untuk mencabut beberapa sanksi terhadap individu dan anggota lingkaran dalam pemimpin tertinggi."

Pernyataan tersebut lantas dibantah keras oleh Washington dan sekutunya. Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak akan ada kesepakatan sampai semua masalah diselesaikan.

"Selama negosiasi kompleksitas ini, negosiator mencoba untuk menyusun teks yang menangkap isu-isu utama, tapi sekali lagi, tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri yang enggan disebutkan identitasnya.

Menggemakan negosiator Barat dan Iran, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan masih ada rintangan yang signifikan.

"Kami membuat kemajuan, tetapi masih ada beberapa masalah yang harus dipecahkan," kata Maas dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Maas juga menyebut bahwa kesepakatan nuklir Wina mungkin akan kembali diproses setelah Ebrahim Raisi, seorang ulama anti-barat, menduduki tahta Presiden Iran.

Hingga saat ini, para negosiator dari seluruh pihak masih terus merundingkan pengembalian Iran ke dalam kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) di Wina, Austria. Para negosiator mengatakan mereka "lebih dekat" untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir itu tetapi masih ada poin-poin tertentu yang harus diselesaikan.

"Kami semakin dekat dengan kesepakatan, tetapi kami masih belum sampai di sana", ujar Enrique Mora yang memimpin tim negosiator UE, sebagaimana dikutip AFP.

Sementara itu utusan Iran, Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, juga mengatakan masih ada permasalahan utama yang harus diselesaikan para pihak terkait. "Kami hampir mencapai akhir, tetapi sisa jalan, seperti yang saya katakan sebelumnya, tidak akan mudah," katanya kepada televisi pemerintah.

"Saya berharap dan berpikir bahwa jika pihak lain dapat membuat keputusan mereka, kami insya Allah dapat mencapai kesepakatan yang kami tuntut dan akan menguntungkan ke Iran," tambahnya.

Kesepakatan nuklir JCPOA sebelumnya ditandatangani Iran di 2015 dan membebaskan negara itu dari sanksi Barat.

Namun kesepakatan ini dianulir Presiden AS Donald Trump di 2018. Kebijakan Trump untuk menarik perjanjian itu langsung melumpuhkan perdagangan internasional Iran, terutama minyak, di mana ekspor minyak Iran dipangkas menjadi hanya sebagian kecil dari sebelumnya sebagai akibat dari sanksi Trump.

Bila Teheran sepakat untuk kembali ke kesepakatan awal, Iran dapat membawa kembali 3,8 juta barel per hari ke pasar dari waktu ke waktu dari 2,1 juta barel per hari saat ini.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Iran Kecam AS Gegara Dibombardir Rudal dari Langit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular