Berebut Tabung Oksigen, Indonesia Terserang Covid-19 Parah?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 June 2021 06:10
Meningkatnya Permintaan Tabung Oksigen di Jakarta (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Meningkatnya Permintaan Tabung Oksigen di Jakarta (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada fenomena yang mengerikan belakangan ini soal antrean warga membeli dan mengisi ulang tabung oksigen saat bersamaan terjadi ledakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Hal ini mengingatkan "tsunami" Covid-19 yang sempat menyerang India bulan lalu, yang dibarengi krisis tabung oksigen.

Permintaan tabung oksigen baru dan pengisian tabung oksigen juga mengalami peningkatan yang drastis. Hal ini sejalan dengan ledakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta.

Pantauan lapangan CNBC Indonesia, sudah ada warga mengantre untuk mengisi tabung oksigen medis di Manggarai, Jakarta, Senin (21/6/2021). Permintaan pengisian tabung oksigen bagi masyarakat hingga Puskesmas sampai Rumah Sakit, bagi para pasien yang sudah bergejala berat terkait pernapasan.

Menurut Ervan, pemilik depot pengisian oksigen di Manggarai, Jakarta, permintaan oksigen pada seminggu terakhir mengalami peningkatan mencapai 50% seiring dengan jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta mengalami lonjakan. Ia juga menceritakan adanya kelangkaan pasokan tabung oksigen baru dari distributor semenjak sepekan terakhir.

Kondisi yang disampaikan oleh Ervan klop dengan pengakuan produsen tabung oksigen sebagai industri. Pihak produsen mengakui sejumlah rumah sakit maupun fasilitas kesehatan melakukan permintaan lebih banyak dari biasanya. Industri tabung oksigen harus lebih bersiap dalam menyambut fenomena ini.

"Sangat pesat, kita monitornya sudah per day sekarang, karena lonjakan exponential," kata Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, Rachmat Harsono kepada CNBC Indonesia.

Rachmat bilang penjualan gas untuk medis meningkat hingga 50% selama beberapa hari terakhir. Namun, Ia belum bisa mentabulasi data keseluruhan secara akurat hingga kini, sehingga belum bisa menyampaikan data riilnya.

Meningkatnya permintaan tersebut membuat industri harus bergerak cepat dalam memenuhinya. Rachmat menjelaskan bahwa perusahaan sudah memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi.

"Mengenai tambahan produksi pun kami juga sudah planning sejak akhir tahun lalu, untuk menambah unit liquefaction oxygen di plant kami di Jabar dan Jatim, rencana pemasangan akan bulan depan," katanya.

Pabrikan mulai bergerak cepat mengantisipasi kenaikan permintaan terhadap tabung gas dan isi ulang oksigen. 

"Juli ada liquefaction, kayak turbo booster bahasa awamnya. Kalau misalnya kita produksi 1.000 ditambah liquefaction lagi, kita bisa produksi 2.000 khususnya untuk wilayah Jatim dan Jabar," kata Rachmat.

Halaman Selanjutnya >> Mulai Kewalahan & Stok Ludes

Para pedagang tabung dan isi ulang gas oksigen di Jakarta mengaku sudah kehabisan stok akibat tingginya permintaan dari masyarakat. Sebagian pedagang mengaku mulai kewalahan, sebagian mengaku kehabisan stok pasokan oksigen.

"Isi tabung abis dari jam 1, peningkatannya 20% dari hari biasa. Biasanya tiap hari normal 10 tabung sekarang bisa lebih dari 10 contoh 15, dari 4 hari lalu. Karena Covid semakin membeludak. Kebanyakan yang pesan karena Covid-19. Sebelum-sebelumnya normal," kata Wafiq, pemilik Azam Oxygen yang berlokasi di Jl. Industri Raya No. 21, Gunung Sahari kepada CNBC Indonesia.

Demi mendapatkan stok pun tidak mudah, pedagang harus 'berjibaku' dengan pedagang lainnya agar bisa mendapatkan stok. Namun, belum tentu stok yang datang bakal sama seperti persediaan di waktu normal. Ia bilang hari ini stok oksigen di tokonya sudah habis pada siang tadi.

"Mungkin dari sananya banyak juga (pedagang lain), nggak di sini aja. Jadi dari pusat ada keterlambatan. Datang lagi nanti jam 8 malam," jelasnya.

Ia bilang sekarang untuk mendapatkannya stok oksigen tidak mudah, ia mengaku harus menaikkan harganya. Namun, jika pembeli menyanggupi, maka tetap bakal dijual.

"Sekarang banyak permintaan dari pasien, salah satunya dari keluarga itu minta cari-carikan. Sekarang dapat dengan harga benar-benar tinggi. Sekarang bisa dibilang harga lumayan tinggi. Dulu normal Rp 400 ribu sampai Rp 450 ribu, sekarang Rp 700 ribu sampai Rp 750 ribu untuk 1m3," kata Wafiq.

Pengakuan pedagang lain, mulai kewalahan dalam mengantisipasi tingginya permintaan dari masyarakat. Bahkan, pedagang juga harus berputar otak demi menyediakan stok lebih, salah satunya mencari distributor lain untuk dapat stok tabung gas oksigen yang makin diburu.

"Udah mulai mau nyari sih, ke tempat lain buat sedia stok saja. Udah mulai agak susah nih kewalahan," kata Didi, karyawan Budhi Oxygen Gas yang berlokasi di Jl. Pramuka Jati, No. 50, Senen, Jakarta Timur.

Namun, ada kabar baiknya pihak produsen mulai meningkatkan produksi gas oksigen dan tabungnya. "Juli ada liquefaction, kayak turbo booster bahasa awamnya. Kalau misalnya kita produksi 1.000 ditambah liquefaction lagi, kita bisa produksi 2.000 khususnya untuk wilayah Jatim dan Jabar," kata Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, Rachmat Harsono.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular