
Menengok Kondisi Kas Negara di Tengah Ledakan Kasus Covid

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melihat kondisi pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang semakin stabil.
Dengan demikian secara perlahan pemerintah bisa mengurangi ketergantungan pembiayaan dari Bank Indonesia (BI).
"Kontribusi pembiayaan dari penerbitan SBN yang pembelian dari BI Rp 116,26 triliun dan tentu kondisi pasar surat berharga makin stabil dan baik dan ketergantungan dari BI akan bertahap bisa diturunkan," jelas Sri Mulyani.
Pasalnya, kata Sri Mulyani, dalam situasi di mana inflasi Amerika Serikat (AS) melonjak di atas 5% dan pernyataan dari The Fed yang menggambarkan adanya penyesuaian kebijakan moneter, SBN Indonesia masih bertahan cukup baik.
Bahkan, ia mengaku spread antara SBN valas tenor 10 tahun dengan US Treasury mengalami penurunan yang menunjukkan adanya confidence terhadap kualitas SBN valas dan risiko SBN valas Indonesia.
Sementara untuk SBN berdenominasi rupiah, pemerintah juga tetap menjaga kualitas SBN dengan melakukan perbaikan terhadap pengelolaan APBN dan perekonomian agar kepercayaan investor tetap terjaga.
Secara keseluruhan, total pembiayaan anggaran hingga akhir Mei 2021 mencapai Rp 309,3 triliun atau 30,7% terhadap APBN. Khusus untuk penerbitan SBN tercatat sebesar Rp 348 triliun.
Besarnya pembiayaan bertujuan untuk menopang kebutuhan pembiayaan non utang, termasuk investasi dan menutup defisit APBN yang tahun ini dipatok 5,7% terhadap PDB. Lebarnya defisit karena pemerintah harus mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Pembiayaan utang mencapai 96% dari target semester I," jelasnya.
(mij/mij)[Gambas:Video CNBC]