
Siap-siap Dunia, Biden-Xi Jinping Bakal Ketemu Muka

Jakarta, CNBC Indonesia - Gedung Putih kini tengah mengupayakan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping. Saat ini, hubungan kedua negara cukup tegang karena persoalan wilayah, asal usul corona dan hak asasi manusia (HAM).
Melansir Reuters, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan bisa saja pertemuan di sela-sela KTT internasional. Biden diagendakan menghadiri pertemuan G-20 pada Oktober di Italia, yang mungkin saja memungkinkan dirinya bertemu langsung Xi Jinping.
"(Agar kedua pemimpin) mengetahui di mana posisi kita dalam hubungan ini," katanya dikutip Jumat (18/5/2021).
"Segera kami akan duduk untuk mencari cara yang tepat, agar kedua presiden terlibat," lanjutnya seraya menegaskan belum ada keputusan akhir soal pertemuan yang dibuat.
Sebelumnya, kedua negara panas usai G7 mengadakan pertemuan akhir pekan lalu. China pasalnya jadi topik utama.
G7 merupakan kelompok yang terdiri dari negara-negara dengan ekonomi maju. Terdiri dari AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Inggris.
Presiden AS Joe Biden membujuk para negara anggota untuk lebih bersatu, guna bersaing secara ekonomi dengan China. Ia mengungkit rencana pendanaan baru "Build Back Better World (B3W)".
Ini adalah program kemitraan infrastruktur dengan meminjamkan US$ 40 triliun ke negara-negara berkembang pada 2035. G7 akan menggunakan inisiatif B3W untuk memobilisasi modal sektor swasta di berbagai bidang seperti iklim, kesehatan dan keamanan kesehatan, teknologi digital, serta kesetaraan gender.
Program ini diyakini jadi lawan pembiayaan yang tengah dilakukan China "Belt and Road" yang diluncurkan China sejak 2013. Lebih dari 100 negara telah menandatangani perjanjian dengan China untuk bekerja sama dalam proyek-proyek BRI seperti kereta api, pelabuhan, jalan raya, dan infrastruktur lainnya.
"Ini bukan hanya tentang menghadapi atau merebut dari China. Tapi sampai sekarang kami belum menawarkan alternatif positif yang mencerminkan nilai-nilai kami, standar kami, dan cara kami melakukan bisnis," ungkap pejabat senior dalam pemerintahan Biden, dilansir dari Reuters.
Para pemimpin negara kaya itu juga mengatakan akan mempromosikan nilai-nilai mereka dengan meminta China untuk menghormati HAM dan kebebasan mendasar. Ini terkaitXinjiang-di mana Beijing dituduh melakukan pelanggaran terhadap minoritas Uighur- dan Hong Kong.
Asal usul corona juga dibahas. Sebagaimana diketahui, AS meminta investigasi ulang sebab corona mewabah pertama kali di Wuhan China, akhir 2019.
Sementara China G7 melakukan "manipulasi politik". Ini setelah negara kaya mengkritik Beijing atas catatan HAM di Xinjiang dan Hong Kong dalam forum puncaknya akhir pekan kemarin.
"G7 mengambil keuntungan dari isu-isu terkait Xinjiang untuk terlibat dalam manipulasi politik dan mencampuri urusan dalam negeri China, yang kami tolak dengan tegas," kata juru bicara kedutaan dalam sebuah pernyataan dikutip AFP.
Tak hanya isu Xinjiang dan Hong Kong, kedutaan China di London juga menyebut bahwa penyelidikan mengenai asal-usul Covid-19 juga perlu dicerna dengan cara ilmiah, objektif dan adil.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Keributan, Biden 'Ancam' Persaingan Ekstrim dengan China
