
Produsen Migas Diminta Naikkan Investasi di 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta para produsen minyak dan gas (migas) atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) meningkatkan investasinya di tengah melonjaknya harga minyak.
Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, arahan meningkatkan investasi hulu migas ini disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. KKKS diminta meningkatkan investasinya pada 2022, syukur-syukur bisa lebih cepat dilaksanakan pada 2021 ini.
Taslim berharap, peningkatan kegiatan minimal akan tercermin dalam pembahasan-pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (Work Program and Budget/ WP&B) yang akan segera dilakukan SKK Migas dengan KKKS pada Juli hingga September 2021.
"Pak Kepala sudah memberi arahan, kami akan segera mengirimkan surat edaran kepada KKKS agar mereka segera meningkatkan investasi pada tahun 2022. Syukur kalau kegiatan bisa ditingkatkan mulai tahun 2021 ini," ungkapnya dalam keterangan resmi SKK Migas, Rabu (16/06/2021).
Dia mengatakan, harga minyak saat ini berada di kisaran US$ 73 per barel, dan Indonesian Crude Price (ICP) sekitar US$ 68 per barel. Kenaikan harga minyak ini menjadi momentum yang tepat untuk berinvestasi.
"Kami berharap harga yang tinggi ini bisa mendorong KKKS meningkatkan kegiatan investasinya, antara lain dengan segera merealisasikan proyek-proyek yang sebelumnya ditinggalkan karena memiliki keekonomian pada harga US$ 50 atau US$ 60 per barel," harapnya.
Meksi harga minyak naik, tapi pihaknya tetap berharap agar permohonan insentif hulu migas juga disetujui pemerintah. Dia berpandangan permohonan ini tetap dibutuhkan karena insentif dibutuhkan lebih kepada usaha-usaha meningkat iklim investasi migas yang lebih menarik dan kompetitif.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tahun 2020 menurunkan realisasi investasi di sektor hulu migas di seluruh dunia, sekitar 30%. Tantangan investasi hulu migas semakin meningkat karena adanya kampanye dunia untuk mengalihkan investasi ke sektor energi terbarukan.
Tantangan serupa juga terjadi di Indonesia. Per Mei 2021, capaian realisasi investasi hulu migas mencapai US$ 3,93 miliar atau sekitar 31,7% dari target. Dari sisi potensi, menurutnya Indonesia masih menjanjikan.
"Sebagai bukti, kita masih menyaksikan temuan yang cukup menggembirakan di pemboran sumur Maha di Perairan Makassar, juga adanya temuan tambahan cadangan di Lapangan Banyu Urip yang dobel dari perkiraan sebelumnya. Semoga usaha bersama ini dapat meningkatkan kegiatan produksi di tanah air," ucapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas
