Corona Meledak! RI Perlu Lockdown Kayak Malaysia, Pak Jokowi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 June 2021 11:47
Penumpang Kereta Api Jarak Jauh di Stasiun Senen
Foto: Suasana penumpang kereta api Sawunggalih yang baru saja tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (19/5/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Lonjakan kasus corona di Ibu Pertiwi bertepatan dengan dua minggu usai Hari Raya Idul Fitri. Dua pekan atau 14 hari adalah periode maksimal inkubasi virus corona, menurut berbagai insititusi kesehatan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pemerintah memang telah melarang (atau bahasa halusnya, meniadakan) mudik lebaran tahun ini, sama seperti tahun lalu. Alasannya pun sama, untuk menekan risiko penyebaran virus corona antar-daerah. Penyekatan oleh aparat keamanan dilakukan di berbagai titik untuk mencegah calon pemudik menuju kampung halaman masing-masing.

Namun kerinduan rakyat telalu deras untuk dibendung. Walau sudah ada penyekatan, tetapi pasti masih ada yang lolos dan jumlahnya tidak sedikit.

Tidak hanya yang mudik, pemerintah juga tidak menganjurkan warga untuk menggelar aktivitas silaturahmi atawa halal bi halal. Namun lagi-lagi, halal bi halal yang sudah menjadi tradisi tidak bisa dihapus begitu saja.

Mengutip data Apple Mobility Index, terlihat bahwa pergerakan warga +62 dengan mengemudi pada saat Idul Fitri (13-14 Mei 2021) melonjak, bahkan lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi. Tren ini terus berlanjut setidaknya hingga 9 Juni 2021.

Data ini menggambarkan bahwa lebaran #dirumahaja ibarat es. Hanya mitos.

Kerinduan masyarakat memang terbayar dengan berlebaran di udik atau bersilaturahmi dengan keluarga dan handai taulan di dalam kota. Namun juga menyebabkan virus corona menyebar lebih luas. So, tidak heran kita menghadapi situasi seperti hari ini.

Halaman Selanjutnya --> Ekonomi RI Baru Mulai Bersemi

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular