Myanmar Jerat Aung San Suu Kyi Dalam Kasus Korupsi Terbaru

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
10 June 2021 16:25
In this handout image provided by the Myanmar State Counsellor Office, Myanmar leader Aung San Suu Kyi is shown while she attends a video conference, Friday, July 3, 2020, in Naypyitaw, Myanmar. Suu Kyi expressed sadness Friday over a landslide at a jade mining site in the country's north that took over 100 lives, blaming the tragedy on joblessness. (Myanmar State Counsellor Office via AP)
Foto: Aung San Suu Kyi (Myanmar State Counsellor Office via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Myanmar memutuskan untuk menjerat tuduhan kasus korupsi terbaru yang dilakukan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi dan mantan pejabat lainnya dari pemerintahannya.

Mengutip Channel News Asia, surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola negara mengatakan pada hari Kamis (10/6/2021) bahwa mereka menemukan indikasi korupsi dalam pengadaan tanah yang dilakukan Suu Kyi melalui yayasannya, Daw Khin Kyi. Selain itu Suu Kyi diduga menerima uang dan emas.

Dikatakan berkas kasus telah dibuka terhadap Aung San Suu Kyi dan beberapa pejabat lainnya dari ibu kota Naypyidaw di kantor polisi pada Rabu. (9/6/2021).

"Ia dinyatakan bersalah melakukan korupsi menggunakan pangkatnya. Jadi dia didakwa berdasarkan UU Antikorupsi pasal 55," kata surat kabar itu. Undang-undang itu memberikan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi mereka yang terbukti bersalah.

Kasus-kasus tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian kasus yang diajukan terhadap pemimpin terpilih setelah Suu Kyi digulingkan oleh tentara pada 1 Februari dalam kudeta yang telah menjerumuskan Negeri Seribu Pagoda itu ke dalam kekacauan..

Kelompok Junta Militer menggulingkan Suu Kyi dengan mengatakan partainya telah curang dalam pemilihan November, sebuah tuduhan yang ditolak oleh komisi pemilihan sebelumnya dan pemantau internasional.

Penahanannya yang dilakukan pihak militer memicu kemarahan publik yang luas. Massa berdemonstrasi di seluruh penjuru negeri meminta Suu Kyi dibebaskan dan militer menyudahi kudeta kekuasaan itu.

Namun aksi demonstrasi ini mendapat perlakuan yang sangat keras dari pasukan junta militer. Setidaknya lebih dari 800 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta tersebut, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Bahkan beberapa milisi etnis bersatu untuk menentang tindakan junta itu dan mulai melakukan beberapa agresi ke markas-markas kekuatan militer. Hal ini mulai memicu ketakutan internasional akan perang saudara.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Spiderman' Demo Protes Kudeta Militer Myanmar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular