
Pasca 50 Orang Tewas, Pendemo di Myanmar Kembali Penuhi Jalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan ribu orang pengunjuk rasa anti-kudeta Myanmar kembali memenuhi jalan dalam salah satu protes terbesar pada Minggu (7/3/20201). Unjuk rasa tetap dilakukan meski semalam sebelumnya ada serangan oleh pasukan keamanan di kota Yangon terhadap para pemimpin unjuk rasa dan aktivis.
Menurut video langsung yang diunggah di Facebook, terlihat polisi menembakkan gas air mata dan granat setrum di kota Lashio di wilayah Shan utara Myanmar. Seorang saksi mata juga mengatakan polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes di kota kuil bersejarah Bagan tetapi tidak jelas apakah mereka menggunakan peluru karet atau peluru tajam.
Video lain juga menunjukkan para aktivis di kota kedua Myanmar, Mandalay, menggelar protes duduk setelah dua menit mengheningkan cipta untuk menghormati orang-orang yang dibunuh oleh polisi dan tentara.
Beruntung tidak ada laporan tentang korban jiwa, dan protes di setengah lusin kota lain berlangsung damai.
"Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam," kata seorang pemimpin protes kepada kerumunan di Dawei, dikutip dari Reuters. "Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak memberontak melawan mereka? Kita harus memberontak."
Protes juga diadakan di tiga tempat di Yangon, di mana penduduk mengatakan tentara dan polisi pindah ke beberapa distrik dalam semalam, melepaskan tembakan. Mereka menangkap setidaknya tiga orang di Kotapraja Kyauktada, kata penduduk di sana. Mereka tidak tahu alasan penangkapan itu.
"Mereka meminta untuk mengeluarkan ayah dan saudara laki-laki saya. Apakah tidak ada yang akan membantu kami? Apakah kamu bahkan tidak menyentuh ayah dan saudaraku. Bawa kami juga jika kamu ingin mengambilnya," teriak seorang wanita ketika dua dari mereka, seorang aktor dan putranya, dibawa pergi.
![]() Riot police officers move in to disperse protesters during a demonstration in Yangon, Sunday, March 7, 2021. The escalation of violence in Myanmar as authorities crack down on protests against the Feb. 1 coup is raising pressure for more sanctions against the junta, even as countries struggle over how to best sway military leaders inured to global condemnation. (AP Photo) |
Tentara juga datang mencari pengacara yang bekerja untuk Liga Nasional Suu Kyi untuk Demokrasi tetapi tidak dapat menemukannya, kata seorang anggota parlemen yang sekarang dibubarkan, Sithu Maung, dalam sebuah posting Facebook.
PBB mengatakan pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 50 orang untuk membasmi demonstrasi dan pemogokan harian di negara Asia Tenggara itu sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar. Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Negara Tetangga RI Ini Terancam Perang Saudara