
Horang Kaya Tambah Getol Belanja, Ini Buktinya!

Vaksinasi membuat pemerintah mulai berani mengendurkan pembatasan sosial. Restoran, pusat perbelanjaan, bioskop, perkantoran, dan sebagainya sudah boleh buka lagi meski masih ada rambu-rambu.
Di lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi, terlihat bahwa kunjungan masyarakat sudah menyamai bahkan melebihi sebelum pandemi. Ini menjadi bukti bahwa konsumsi masyarakat memang bergerak, penghasilan tidak cuma untuk ditabung.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan tercatat meningkat pada responden dengan pengeluaran Rp 1-3 juta per bulan dan Rp4,1-5 juta per bulan. Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan menurun pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta per bulan dan di atas Rp 5 juta per bulan," sebut laporan BI.
![]() |
Data tersebut memberi konfirmasi bahwa kelompok masyarakat kelas menengah dan atas semakin getol berbelanja. Mengutip kajian Opportuniy Insight, lembaga riset di Universitas Harvard, konsumsi masyarakat yang mampu akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi secara keseluruhan. Mengacu pada resesi di Amerika Serikat (AS) tahun lalu, penurunan konsumsi di kelompok 25% masyarakat terkaya menyumbang separuh dari anjloknya konsumsi rumah tangga di Negeri Paman Sam.
"Tidak hanya dari sisi persentase, nominal konsumsi kelompok ini juga menyumbang separuh dari total konsumsi," kata Raj Chetty, Profesor Ekonomi Universitas Harvard.
Dengan kekuatan yang besar, konsumsi orang kaya mampu menggerakkan ekonomi dalam skala luas. Sebab kelompok ini sudah selesai dengan urusan perut, pengeluaran mereka sudah lebih dari itu. Hasilnya, lebih banyak sektor usaha yang menikmati sehingga 'roda' ekonomi bisa berputar lebih kencang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)