Ini Bukti Nyata Ledakan Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
08 June 2021 15:01
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Foto: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin rapat terkait penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, kemarin (Dokumentasi Pemprov Jateng)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi sorotan pemerintah. Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan secara khusus membahas lonjakan kasus tersebut dalam rapat terbatas bersama Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

Dinamika perihal lonjakan kasus positif Covid-19 di Kudus bahkan memaksa ribuan warga diisolasi di Asrama Haji Donohudan, Bayolali. Pada Senin (7/6/2021), Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond bilang ada 124 pasien Covid-19 yang diungsikan ke asrama tersebut.

Berdasarkan data di situs https://corona.jatengprov.go.id/data per Selasa (8/6/2021) pukul 12.00 WIB, total kasus konfirmasi positif di Jateng mencapai 211.668. Dari jumlah itu, yang dirawat di RS atau isolasi mandiri sebanyak 11.165, sembuh 187.066, dan meninggal 13.437.

Apabila dirunut berdasarkan kabupaten/kota, Kota Semarang menduduki posisi teratas dengan perincian 20.064 positif, dirawat di RS atau isolasi mandiri sebanyak 589, sembuh 17.473, dan meninggal 2.002.

Kemudian Banyumas 11.399 positif, dirawat di RS atau isolasi mandiri sebanyak 396, sembuh 10.569, dan meninggal 434. Sementara Kudus berada di urutan ketiga dengan total kasus positif 9.355, dirawat di RS atau isolasi mandiri sebanyak 1.971, sembuh 6.623, dan 761 meninggal.

Namun, untuk urusan kasus aktif, Kudus berada di puncak klasemen dengan jumlah kasus aktif 1.971. Disusul Demak (637), Kota Semarang (589) dan Cilacap (428).



Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terus mendampingi Pemerintah Kabupaten Kudus dalam rangka penanganan lonjakan kasus Covid-19. Di antaranya dengan mengirimkan tenaga kesehatan. Total sudah ada 120 tenaga kesehatan yang dikirim Ganjar ke Kudus. Mereka terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, analis kesehatan dan tenaga gizi.

"Tambahan nakes (tenaga kesehatan) sudah kami kirimkan. Data yang sudah masuk, kami kirim 5 dokter paru, 5 dokter penyakit dalam, 38 dokter umum, 60 perawat, 7 tenaga analis kesehatan, 3 apoteker dan 2 tenaga gizi," kata Ganjar usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 secara daring di ruang rapat Gedung A lantai 2, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (7/6/2021).

Seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Ganjar menerangkan, nakes yang dikirim tidak hanya bersumber dari provinsi. Ada pula dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan dari kampus-kampus kesehatan.

"Kami cari semuanya, tidak hanya dari kami tapi dari PPNI, IDI dan beberapa perguruan tinggi. Ada juga yang dari rekrutmen kami. Semuanya kami berdayakan," ucap Ganjar.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menambahkan, selain tenaga kesehatan, pihaknya juga mengirimkan bantuan alat kesehatan dan obat-obatan ke Kudus. Total ada 33 alat kesehatan seperti ventilator, HFNC, oksigen concentrator serta 60.000 jenis obat-obatan yang dibutuhkan.

"Sudah kami kirimkan ke Kudus, jadi semoga bisa membantu penanganan di sana," jelasnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan upaya pemerintah untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus (Jawa Tengah) dan Kabupaten Bangkalan (Jawa Timur).

"[Upaya] nomor satu, yang paling penting karena ini urusannya dengan nyawa, kita mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit dengan cara kita merujuk pasien-pasien yang (bergejala) berat dan sedang ke kota terdekat, untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya," ujar BGS, sapaan akrabnya, selepas rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/6/2021).

Di Kudus tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit meningkat dari sekitar 40 pasien hingga mencapai 350 pasien dalam 1,5 minggu terakhir. Begitu juga di Bangkalan, keterisian tempat tidur isolasi meningkat dari sekitar 10 pasien hingga mencapai 70-80 pasien.

"Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus secara spesifik di klaster ini karena memang Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang dari negara tetangga," kata BGS.

Sementara itu kapasitas rumah sakit yang ada di Semarang dan juga Surabaya, imbuhnya, masih mencukupi untuk menerima rujukan dari dua daerah tersebut. Adapun secara nasional, tambah Menkes, dari total 72 ribu tempat tidur yang dialokasikan untuk perawatan pasien COVID-19 telah terisi sekitar 31 ribu.

"Kita masih memiliki cadangan tempat tidur isolasi yang cukup. Kita mempersiapkan 72 ribu tempat tidur isolasi, pada saat tanggal 18 Mei (2021) baru terisi sekitar 22 ribu, sekarang memang ada kenaikan sampai ke 31 ribu," ujarnya.



Lebih lanjut, BGS memaparkan, untuk mengurai dan mengurangi tekanan di rumah sakit di Kudus dan Bangkalan, pihaknya bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga telah mengirimkan dokter dan perawat untuk mengisi dan mengurangi tekanan dari tenaga kesehatan yang cukup banyak terpapar Covid-19.

"Di Kudus ada sekitar 300-an lebih tenaga kesehatan sudah terpapar, karena sudah divaksin semua alhamdulillah sampai sekarang kondisi mereka masih baik, termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun," katanya.

Kedua, ujar BGS, juga dilakukan penanganan di sisi hulu, yaitu dengan terus meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan.

"Saya imbau semua kepala daerah untuk memastikan protokol kesehatannya (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Itu harus diperketat dan harus juga dijelaskan dengan baik," ujarnya.

"Lakukan testing dengan disiplin dan saya minta tolong dilaporkan secara lengkap. Dengan demikian, kita bisa melakukan langkah antisipasi kalau kita temui ada yang terkena," lanjutnya.

BGS juga meminta masyarakat untuk tidak menolak jika dilakukan penelusuran. Selanjutnya, dia juga menekankan pentingnya pelaksanaan isolasi mandiri bagi yang terkonfirmasi positif.

"Penyakit ini 80% sembuh sendiri, tapi membutuhkan tempat isolasi supaya tidak menularkan, karena musuhnya adalah penularan. Jadi tolong secara swadaya banyak daerah-daerah yang sudah bisa melakukan tempat isolasi mandiri," ujarnya.

Langkah yang juga dilakukan terkait penanganan Covid-19 di sisi hulu, ungkap BGS, adalah dengan terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

"Kita sudah drop 50 ribu [dosis] vaksin khusus untuk daerah Kudus supaya bisa segera disuntikkan. Di Bangkalan juga kita sudah drop, kita akan drop segera 50 ribu [dosis vaksin] supaya bisa mengurangi risiko penularan," katanya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular