Covid-19 di Kudus Meledak, Ganjar Pranowo: Jangan Putus Asa!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
09 June 2021 14:10
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (Foto : Handy/Humas Jateng)
Foto: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (Foto : Handy/Humas Jateng)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat tidak menyerah dan terus melakukan pencegahan Covid-19 melalui protokol kesehatan, dan meningkatkan penanganan pandemi secara optimal. Saat ini Jawa Tengah sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 usai libur lebaran, dan ada 8 kabupaten/kota yang masuk zona merah, salah satunya Kudus.

Dalam unggahan Instagram @ganjar_pranowo dia mengungkapkan telah mengirimkan tim khusus ke Kudus untuk bertindak cepat menangani lonjakan kasus.

"Ini peringatan untuk kita semua. Jangan remehkan Covid-19, terus patuhi prokes! Mari saling eling lan ngelingke (saling mengingatkan) agar kita segera keluar dari Pandemi ini. Ayo jangan nglokro (jangan putus asa)," tulis Ganjar dalam unggahan Instagram, Rabu (09/06/2021).

Dia mengungkapkan setelah lebaran kasus Covid-19 di Jateng meningkat drastis terutama di Kudus. Dalam satu minggu terakhir kasus positif di Kudus mencapai 317 orang dan total kasus aktif pada 6 Juni 2021 mencapai 1.678 orang. Akibatnya, Kudus pun menjadi kabupaten dengan kasus aktif tertinggi di Jateng.

"Setelah ditelusuri penyumbang terbesar kasus di sana adalah klaster keluarga. Dari 284 klaster yang ada di Jateng setelah lebaran, Kudus menyumbang 68 klaster sendiri. Sedangkan total kasus aktif di Jateng tercatat 10.297, ada kenaikan 1.277 kasus dalam satu minggu terakhir," ujar Ganjar.

Ada 8 kabupaten/kota yang menjadi zona merah di Jateng, yakni Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Sragen, Kabupaten Tegal, dan Brebes.

"Terus terang saya sedih dan ngelus dada kalau mau dibilang menyesal pasti menyesal, mengingat bulan puasa kemarin kita berhasil menurunkan angka penularan hingga level terendah sejak awal tahun," lanjutnya.

Meningkatnya kasus ini menurut Ganjar, kemungkinan ada kaitannya dengan mudik lebaran kemarin. Pasalnya ada 936 ribu orang masuk ke Jateng sepanjang 18 April-25 Mei 2021, meski dia mengakui hal tersebut bukan menjadi satu-satunya faktor peningkatan kasus.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, koordinasi antar instansi nyatanya masih lemah dan masih ada pembiaran dalam pelanggaran protokol kesehatan. Bahkan ada Rumah Sakit yang membiarkan pasien Covid-19 ditemani keluarganya.

"Ini bukan saatnya saling menyalahkan, lebih baik evaluasi agar penanganan jauh lebih optimal," kata Ganjar.

Saat ini pihaknya sudah membentuk Tim khusus yang terdiri dari Dinkes, Dispermades Dukcapil, Satpol PP, BPBD, dan TNI/Polri yang akan berkantor di Kudus dan menangani 8 kecamatan zona merah. Pemprov juga mengirimkan 120 tambahan tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, perawat, analis kesehatan. Selain itu ada 33 alat kesehatan seperti ventilator, oksigen concentrator, dan 60 ribu tablet obat. Pihaknya juga menyiapkan tempat isolasi terpusat di BPSDMD Semarang dan Asrama Haji Donohudan di Boyolali.

"Sampai tadi malam sudah 92 pasien Kudus dievakuasi ke Donohudan, karena itu bapak ibu bagi warga Kudus yang masih isolasi yang mau pindah ke isolasi terpusat monggo menghubungi Satgas Covid-19 setempat. Alhamdulilah usaha kita diperkuat Kemenkes yang mengirim 38 dokter dan 70 perawat, dan 50 ribu antigen dan satu PCR mobile, belum lagi suplai BNPB," ujarnya.

Dia mengharapkan langkah-langkah ini bisa menurunkan angka kasus di Jateng. Selain itu sebagai langkah lanjutan Ganjar juga berkoordinasi dengan seluruh bupati dan walikota di Jateng ,untuk memberi arahan dalam perang melawan pandemi Covid-19.

Ganjar menyebutkan ada 5 poin utama yang akan dilakukan, pertama seluruh daerah diminta menghitung ulang kapasitas tempat tidur ICU atau isolasi yang ada di rumah sakit dan jumlah SDM tenaga kesehatan. Sehingga jika terjadi kekurangan bisa segera ditambahkan.

Kedua, setiap kabupaten kota harus menyiapkan tempat isolasi terpusat, seperti gedung yang tidak terpakai hotel, balai diklat, wisma yang bisa digunakan untuk isolasi. Ketiga,Lurah dan Kades harus menyiapkan tempat isolasi terpusat di tingkat desa atau kelurahan di rumah atau gedung yang tidak digunakan.

"Keempat aktifkan lagi jogo tonggo agar pergerakan keluar masuk warga bs terpantau ketat, kemudian operasi justisi di tingkatkan lagi, tidak boleh berhenti pantau keramaian di titik strategis, tempat wisata, mall, pasar, tempat olahraga, area publik. Kalau tidak bisa diatur harus ditutup," ujarnya.

Kelima, percepatan vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Jateng. Pasalnya, daerah-daerah yang kini zona merah jumlah vaksinasinya sangat rendah.

"Pak Menkes sudah siap membantu tambahan vaksin untuk Jawa Tengah, tapi saya ingatkan lagi apa yang direncanakan pemerintah tidak akan optimal tanpa dukungan masyarakat," katanya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Ganjar, Kematian Akibat Covid-19 di Jateng Terus Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular