
Selain Biodiesel, Prioritaskan EBT dari Geothermal Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengatakan pengembangan energi baru terbarukan tidak hanya fokus pada biodiesel dari kelapa sawit. Dia mengungkapkan Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi baru terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, angin, hingga air.
"Kenapa renewable energi yang lain tidak diberikan perlakuan yang sama. Misalnya geothermal, kan itu lebih banyak lagi sumbernya, dalam arti kata, kelapa sawit bisa diekspor hasilnya kalau panas bumi tidak bisa diekspor. Maka harus lebih diprioritaskan, jangan sampai kalah dari kelapa sawit dan tidak menganaktirikan energi yang lain," kata Kardaya dalam program Energy Corner yang mengambil tema Biodiesel Untuk Kemandirian Energi, pada Senin (7/6/2021).
Dia menegaskan energi terbarukan tidak hanya kelapa sawit yang dikembangkan melalui biodiesel. Kardaya menilai sumber energi terbarukan yang tidak bisa diekspor bisa untuk dikembangkan tergantung potensi setiap daerah, contohnya energi surya di kawasan Nusa Tenggara Timur.
Indonesia sendiri memiliki sumber daya panas bumi dengan sumber daya mencapai 23.965,5 mega watt (MW), terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) yang memiliki sumber daya sebesar 30.000 MW. Hingga 2020 pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih minim, yakni baru 2.130,7 MW atau hanya 8,9% dari total sumber daya yang ada.
"Coba pikirkan produk-produk yang tidak bisa dieskpor, itu yang harus didorong. Misalnya tenaga surya kita tidak bisa diekspor, tapi bisa dimanfaatkan. Jadi harus clear betul kalau kita punya sumber energi terbarukan yang banyak, mana yang memberikan nilai tambah paling besar pada ketahanan energi," katanya.
Dia juga mengungkapkan Indonesia harus belajar dari Brasil agar sukses melaksanakan program biodiesel. Brasil merupakan contoh penerapan biodiesel 100%, namun kemudian dibatalkan. Adapun alasan program biodiesel dibatalkan di tengah jalan karena alasan nilai keekonomian.
Menurut Kardaya, setidaknya ada 3 syarat agar program biodiesel ini bisa berjalan sukses. Pertama adalah ketersediaan, yakni kelapa sawit sebagai sumber bahan pencampur biodiesel sudah tersedia dengan cukup.
"Pertimbangannya Kepala Sawat ini kan makanan manusia, jangan sampai makanan manusia ini hilang karena dibuat jadi makanan mesin," ujar Kardaya.
Kedua, harus akses untuk mendapatkan biodiesel. Untuk itu, dia menyarankan agar infrastruktur biodiesel ditingkatkan.
Ketiga adalah affordability. Hal ini dikaitkan dengan harga kalau mau menggantikan harga minyak bumi dengan biodiesel.
"Mesti dilihat dulu dari yang paling pangkalnya tujuannya Biodiesel ini apa, apakah untuk ketahanan energi atau kemandirian energi atau untuk mengurangi masalah defisit neraca, itu harus clear dulu," ujarnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Presiden, Rosan Sebut Ada Satu Peluang Indonesia