Sudah 10 Tahun Tambahan Listrik dari Panas Bumi RI Cuma 6%, Kok Bisa?

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
08 July 2025 18:25
Pangkas Masalah Teknologi & Modal, Pertamina Geothermal Punya  Jurus Jitu (CNBC Indonesia TV)
Foto: Pangkas Masalah Teknologi & Modal, Pertamina Geothermal Punya Jurus Jitu (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Yurizki Rio mengungkapkan bahwa penambahan listrik panas bumi di Indonesia hanya mencapai 6% selama 10 tahun. Padahal Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar mencapai 24 gigawatt.

"Tapi kalau kita lihat pada kenyataannya 30-40 tahun ke belakang, itu bisa dibilang penumbuhan kapasitas terpasang dengan apa yang di-expect return profile dari developers masih belum ideal," jelas dia dalam Economic Update Energy Edition, Selasa (8/7/2025).

"Nggak usah jauh-jauh deh, kita tarik 10 tahun ke belakang, 2014, kapasitas terpasang kita di Geothermal waktu itu hanya sekitar 1,4 gigawatt ya, dan sekarang ini baru mencapai 2,6 gigawatt atau sekitar 6% lah," tambah Yurizki.

Capaian ini, menurut Yurizki, menjadi catatan karena sumber panas bumi menjadi evolve on the commerciality issues.

"Which is low IRR (Internal Rate of Return (IRR) tadi kan karena kita harus memenuhi energy affordability dan I think it would make a lot of sense juga pricing geothermal itu harus remain competitive supaya make sense PLN sebagai off taker kita mengambil pasokan dari kita," terang dia.

Meski begitu, dia tak memungkiri adanya penambahan dari target kapasitas terpasang selama 10 tahun yakni sebesar 5,2 giga watt.

"Menurut kami gimana cara kita address this critical challenge. Menurut saya tadi kalau kita misalkan menggunakan business as usual approach untuk mengembangkan ini, itu menurut kami akan menjadi challenging. Tadi disebutkan memerlukan terobosan-terobosan baru nih untuk addressing this critical issues," pungkas Yurizki.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangga! RI Pemilik Proyek Panas Bumi Terbaik di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular