
Terungkap! Toyota Pernah Minta Biodiesel RI Maksimal 7,5%

Jakarta, CNBC Indonesia- Produsen mobil Toyota ternyata pernah meminta agar program biodisel di Indonesia tidak melebihi campuran bahan nabati 7,5%. Saat ini campuran bahan nabati, yakni minyak sawit di Biodiesel Indonesia telah mencapai 30%.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi VII DPR Kardaya Warnika dan Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam program Energy Corner yang mengambil tema Biodiesel Untuk Kemandirian Energi, pada Senin (7/6/2021).
Saat menjabat Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Kardaya bercerita bahwa Indonesia baru menerapkan biodiesel dengan kewajiban campuran 7,5% dari nabati.
"Waktu saya menerapkan kewajiban 7,5% saya didatangi petinggi Toyota. Dia mengingatkan itu hati-hati, ada batasnya karena 7,5% terlalu tinggi. Karena mesin yang beredar tidak didesain untuk memakai itu," ujar Kardya bercerita.
Selain itu, tuturnya, pihak Toyota pun menjabarkan bahwa ada masalah teknis biodiesel tak bisa digunakan dalam kondisi cuaca dingin dan lain sebagainya.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. "Benar kata pak Kardaya didatangi Toyota," ujar Dadan yang mengaku ikut dalam pertemuan yang terjadi beberapa tahun silam ini.
Atas dasar hal tersebut, tutur Dadan, Kementerian ESDM bersama dengan Gaikindo dan Toyota melakukan kajian bersama soal Biodiesel dengan campuran nabati 20% atau B20. "Apapun hasilnya kita terima dan komitmen," ujarnya.
Hasilnya, kajian tersebut menyatakan Biodiesel B20 aman bagi mesin dan akhirnya program ini kemudian dijalankan oleh Indonesia. Kajian berikutnya adalah Biodiesel B30 yang terbukti juga hasilnya bagus.
Menurutnya, industri otomotif selalu mendukung program biodiesel di Indonesia. Bahkan Gaikindo sendiri yang mengumumkan hasil positif dari kajian B30 kepada masyarakat.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Peran Biodiesel Untuk Kemandirian Energi