
Ekonomi Pulih, Penjualan Biodiesel Pertamina Mendekati Normal

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi negara saat ini terlihat mulai pulih sejak dihantam pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu. Hal ini salah satunya ditandai dengan mulai meningkatnya penyerapan biodiesel tahun ini.
PT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa penjualan biodiesel hingga saat ini telah mendekati posisi penjualan sebelum Covid-19 terjadi pada 2020 lalu.
Mars Ega Legowo Putra, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga, Commercial & Trading Subholding Pertamina, mengatakan penjualan harian biodiesel hingga Juni telah mencapai 98% dari kondisi pra Covid-19.
Dia mengatakan, penjualan harian biodiesel perseroan kini rata-rata mencapai 44 ribu kilo liter (kl) per hari.
"Tren bulan Juni sudah mendekati pra Covid-19, minus 2% atau sudah mencapai 98% dari pra Covid. Kalau ini bisa dijaga, saya yakin sampai dengan 2021, apa yang ditargetkan pemerintah, bisa tercapai," tuturnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia dengan tema "Biodiesel untuk Kemandirian Energi", Senin (07/06/2021).
Dia mengatakan, kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu saat awal pandemi. Pasalnya karena imbas pandemi, pada pertengahan hingga akhir 2020, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) masyarakat menurun.
Tapi mulai 2021, lanjutnya, penjualan harian BBM perseroan mulai meningkat.
Dia mengatakan, saat ini Pertamina memiliki 114 terminal pencampuran (blended) solar fosil dengan bahan bakar nabati (BBN) atau Fatty Acid Methyl Esters (FAME) untuk dicampur 30% ke dalam solar atau biasa dikenal dengan biodiesel 30% (B30), meningkat dari 69 lokasi blended saat awal-awal program biodiesel ini dijalankan.
"Saat ini ada di 114 lokasi pencampuran biodiesel. Ini untuk memperkuat penyaluran biodiesel ke depannya," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah mengungkapkan serapan Fatty Acid Methyl Esters (FAME) untuk pencampuran di dalam diesel atau B30 sampai dengan April 2021 telah mencapai 2,68 juta kilo liter (kl). Artinya, serapan FAME mencapai 29,1% dari target tahun ini sebesar 9,2 juta kl.
Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, capaian hingga bulan April 2021 ini lebih rendah daripada tahun lalu sebesar 2,9 juta kl.
"Sampai dengan Maret 1,98 juta kl, sementara sampai April 2,68 juta kl. Tahun 2020 (April) angkanya 2,9 juta kl," paparnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/05/2021).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Solar DEX Pertamina Naik 10X Lipat dari 2019
