Junta Myanmar Bentrok dengan Warga Desa, 20 Orang Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan keamanan Myanmar bentrok dengan penduduk desa bersenjatakan ketapel dan busur panah selama pencarian senjata di wilayah delta sungai Ayeyarwady pada Sabtu (05/06/2021) dan media lokal melaporkan sebanyak 20 orang telah tewas.
Mengutip Reuters, berita televisi pemerintah mengatakan tiga "teroris" telah tewas dan dua ditangkap di desa Hlayswe ketika pasukan keamanan pergi untuk menangkap seorang pria yang dituduh berkomplot melawan negara.
Seorang juru bicara junta tidak menjawab telepon dari Reuters untuk meminta komentar tentang kekerasan di desa di kotapraja Kyonpyaw di Wilayah Ayeyarwady. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi jumlah korban secara independen.
Seperti diketahui, junta telah memaksakan jadi pengendali negara sejak menggulingkan pemimpin terpilih Aug San Suu Kyi setelah satu dekade reformasi demokratis telah membuka negara yang dulunya terisolasi.
Pertemuan antara pemimpin junta Min Aung Hlaing dan utusan dari ASEAN pada hari Jumat memicu kemarahan di beberapa bagian Myanmar pada hari Sabtu, dengan bendera ASEAN dibakar di kota kedua Mandalay.
Bentrokan pecah sebelum fajar pada hari Sabtu di Hlayswe, sekitar 150 km (100 mil) barat laut kota utama Yangon, ketika tentara mengatakan mereka datang untuk mencari senjata, setidaknya empat media lokal dan seorang penduduk mengatakan.
"Masyarakat di desa hanya memiliki panah dan banyak korban di pihak masyarakat," kata warga yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, dikutip dari Reuters, Minggu (06/06/2021).
Media Khit Thit dan Kantor Berita Delta mengatakan 20 warga sipil tewas dan lebih banyak lagi yang terluka. Mereka mengatakan penduduk desa telah mencoba melawan dengan ketapel setelah tentara menyerang penduduk dalam proses yang mereka katakan sebagai pencarian senjata.
Televisi pemerintah MRTV mengatakan, pasukan keamanan diserang dengan senapan angin dan anak panah. Setelah baku tembak, mayat tiga penyerang telah ditemukan, katanya.
Jika dikonfirmasi, jumlah korban yang diberikan oleh media lokal akan menjadi yang tertinggi dalam satu hari dalam hampir dua bulan. Sekitar 845 orang sebelumnya telah dibunuh oleh tentara dan polisi sejak kudeta 1 Februari, menurut sebuah kelompok aktivis. Namun junta membantah angka itu.
Itu adalah beberapa kekerasan terburuk sejak kudeta di wilayah Ayeyarwady, sebuah daerah penanaman padi penting yang memiliki populasi besar dari kedua kelompok etnis mayoritas Bamar, dari mana sebagian besar tentara diambil, dan minoritas Karen.
Tentara "Rakyat"
Sejak kudeta, konflik telah berkobar di daerah perbatasan di mana sekitar dua lusin tentara etnis telah melancarkan pemberontakan selama beberapa dekade. Junta juga menghadapi protes harian dan pemogokan yang melumpuhkan.
Pasukan Pertahanan Rakyat Shwegu anti-junta mengatakan, telah menyerang sebuah kantor polisi di Shwegu utara Jumat malam bersama dengan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA).
Reuters tidak dapat menghubungi KIA untuk memberikan komentar.
Di Myanmar timur, MBPDF (Mobye People's Defence Force/ Pasukan Pertahanan Rakyat Mobye) mengatakan telah bentrok dengan tentara pada hari Jumat dan empat "tentara teroris" telah tewas.
Minggu ini, junta menerima tamu asing pertama yang terkenal yakni Kepala Komite Internasional Palang Merah dan dua utusan ASEAN.
Pemerintah oposisi bawah tanah yang dibentuk oleh penentang junta mengatakan setelah kunjungan utusan pada hari Jumat, mereka telah kehilangan kepercayaan pada upaya ASEAN untuk mengakhiri krisis, upaya internasional utama untuk menyelesaikannya.
[Gambas:Video CNBC]
Junta Myanmar Hukum Aung San Suu Kyi 5 Tahun Penjara
(wia)