
Cerita Lengkap RI Sukses Terbitkan Sukuk Global US$ 3 Miliar

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Republik Indonesia kembali ke pasar Sukuk Global tahunannya dan sukses melakukan transaksi penjualan Sukuk sebesar US$ 3 miliar.
Sukuk Global dengan akad wakalah ini ini terdiri atas 3 seri, yakni tenor 5 tahun senilai US$ 1,25 miliar, tenor 10 tahun senilai US$ 1 miliar, dan tenor 30 tahun atau seri green senilai US$ 750 juta.
Sukuk Wakalah ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.
Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing). Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2021. Transaksi ini telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody's Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.
Mengambil keuntungan dari pembukaan pasar Asia yang stabil pada Rabu, 2 Juni 2021, Pemerintah masuk pasar Sukuk Global secara oportunis, mengumumkan initial price guidance pada 1,90% area, 3,00% area dan 4,00% area untuk tenor 5, 10 dan 30 tahun.
Transaksi tersebut mendapat respon positif dari investor sejak dimulainya bookbuilding, memungkinkan Pemerintah untuk menekan initial price guidance sebesar 40 bps pada tenor 5 tahun dan sebesar 45 bps pada tenor 10 dan 30 tahun, untuk mengumumkan final price guidance pada 1,50% untuk tenor 5 tahun, 2,55% untuk tenor 10 tahun dan 3,55% untuk tenor 30 tahun.
SukukWakalah diterbitkan pada harga par dengan imbal hasil (yield) dan kupon sebesar 1,50% untuk tenor 5 tahun, 2,55% untuk tenor 10 tahun dan 3,55% untuk tenor 30 tahun. Jumlah order book, yang mencerminkan minat investor yang tajam dan sesi bookbuilding yang kuat, tercatat pada US$ 10,3 miliar atau sebesar 3,43 kali target Pemerintah sebesar US$ 3 miliar.
Dalam transaksi ini, Pemerintah memperkenalkan format Green Sukuk pada tenor 30 tahun untuk pertama kalinya, yang juga merupakan pertama di dunia, setelah secara konsisten menerbitkan Green Sukuk dengan tenor 5 tahun setiap tahun sejak debutnya pada tahun 2018.
Penerbitan ini membuktikan dedikasi dan komitmen jangka panjang Pemerintah untuk pembiayaan Hijau dan berkelanjutan, serta mempelopori metode pembiayaan dalam upaya melawan perubahan iklim. Green Sukuk yang diterbitkan pada penawaran kali ini adalah adalah Green Sukuk global keempat yang diterbitkan berdasarkan ROI Green Bond and Sukuk Framework.
Beberapa capaian penting dari penerbitan ini antara lain:
1. Pencapaian yield, sebaran di atas US Treasury dan kupon terendah untuk tenor 5, 10 dan 30 tahun untuk Sukuk Global yang pernah diterbitkan oleh Pemerintah,
2. Merupakan penerbitan Green Sukuk Global pertama untuk tenor 30 tahun di pasar keuangan global,
3. Pencapaian yield di bawah fair value didukung oleh orderbook yang kuat untuk semua tenor, dan
4. Merupakan yield terendah SBN Global tenor 5 tahun yang diterbitkan Pemerintah dalam mata uang USD.
Penerbitan Sukuk Global ini menggunakan struktur akad Wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari DSN MUI maupun dari CIMB Islamic Bank Berhad, the Shari'a Advisory Board of Citi Islamic Investment Bank E.C., the Fatwa and Sharia Supervisory Board of Dubai Islamic Bank PJSC, the HSBC Global Shariah Supervisory Committee dan Global Shariah Supervisory Committee of Standard Chartered Bank.
Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan strategi pembiayaan APBN serta komitmen Pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar Sukuk di kawasan Asia.
Transaksi tersebut menarik minat yang besar dari beragam jenis investor dan berbagai geografi, menegaskan kembali kedalaman pasar Sukuk serta menunjukkan minat investasi yang kokoh untuk Indonesia dikarenakan dukungan investor yang berkelanjutan dan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.
Adapun distribusi investor untuk tenor 5 tahun sebesar 34% investor Asia (kecuali Indonesia), 33% investor syariah (Timur Tengah dan Malaysia), 16% investor Indonesia, 10% investor Eropa dan 7% investor Amerika Serikat. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 41% ke bank, 30% ke bank sentral / sovereign wealth funds / agency, 23% ke pengelola dana, 4% ke asuransi / dana pensiun dan 2% ke private bank dan lain-lain.
Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 35% investor Asia (kecuali Indonesia), 29% investor syariah (Timur Tengah dan Malaysia), 18% investor Eropa, 12% investor Amerika Serikat dan 6% investor Indonesia. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 40% ke pengelola dana, 36% ke bank, 12% ke bank sentral / sovereign wealth funds / agency, 10% ke asuransi / dana pensiun dan 2% ke private bank dan lain-lain.
Sedangkan untuk tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 34% investor Asia (kecuali Indonesia), 27% investor Amerika Serikat, 25% investor Eropa, 8% investor syariah (Timur Tengah dan Malaysia) dan 6% investor Indonesia. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 63% ke pengelola dana, 19% ke bank, 12% ke asuransi / dana pension, 5% ke bank sentral / sovereign wealth funds / agency dan 1% ke private bank dan lain-lain.
CIMB, Citibank, Dubai Islamic Bank, HSBC dan Standard Chartered sebagai Joint Lead Manager dan Joint Bookrunner. HSBC dan Standard Chartered bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor. PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager untuk transaksi ini.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LAPAN Bakal Kembangkan Pesawat R80 Habibie Pakai Sukuk