RI Terbitkan Sukuk Global US$ 3 M, Rekor Imbal Hasil Terendah

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
03 June 2021 12:24
Kemenkeu RI Raih The Best Ministry di CNBC Indonesia Award 2019 (CNBC Indonesia TV)
Foto: Kemenkeu RI Raih The Best Ministry di CNBC Indonesia Award 2019 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia -Pemerintah RI melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Sukuk Global senilai US$ 3 miliar atau setara Rp 43,5 triliun (kurs 14.500) dengan tingkat imbal hasil terendah. Penerbitan sukuk ini digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa  pandemi Covid-19.

Adapun Sukuk senilai US$ 1,25 miliar untuk tenor 5 tahun dengan imbal hasil 1,5%. Untuk tenor 10 tahun senilai US$ 1 miliar dengan imbal hasil sebesar 2,55%, dan US$ 750 juta untuk tenor 30 tahun dengan imbal hasil sebesar 3,55%. Imbal hasil untuk penerbitan ini pun lebih rendah dibandingkan penerbitan sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, jumlah pesanan untuk penerbitan ini oversubscribe hingga US$ 10,3 miliar, terutama dengan kuatnya permintaan dari bank sentral, Sovereign Wealth Funds dan perusahaan asuransi.

Koordinator global bersama CIMB, Citigroup, Dubai Islamic Bank, HSBC dan Standard Chartered menetapkan panduan awal masing-masing di area 1,9%, 3% area, dan 4% area.

Sukuk Global terakhir Indonesia terakhir diterbitkan pada Juni tahun lalu, ketika spread melebar karena investor mempertimbangkan kemungkinan dampak ekonomi dari pandemi virus corona.

"Komunitas keuangan Islam benar-benar muncul untuk kesepakatan ini, terutama di Asia Tenggara dan Timur Tengah," kata seorang bookrunner dikutip dari Reuters, Kamis (3/6/2021).

Penerbitan sukuk global tenor 5 tahun sedikit meningkat karena kuatnya permintaan pasar. Namun untuk tenor 30 tahun lebih dibatasi karena penggunaan khusus untuk mendukung proyek hijau. Ketiga Sukuk dengan tenor berbeda ini mulai diperdagangkan pada Kamis.

Saat ini pemerintah seluruh dunia gencar menerbitkan surat utang dengan kecepatan luar biasa, demi mendukung pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Indonesia sendiri mengembangkan sumber instrumen pembiayaan inovatif yang telah dilakukan seperti Green Sukuk, Pembentukan SDG Indonesia One, dan Pembentukan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

Green Bond dan Green Sukuk merupakan obligasi dengan kaidah syariah sepenuhnya digunakan untuk membiayai proyek hijau yang berkontribusi dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LAPAN Bakal Kembangkan Pesawat R80 Habibie Pakai Sukuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular