
Hotel Masih Berdarah-Darah, Transportasi Ada Tanda Bergairah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih tertekan, tetapi sektor transportasi mulai menunjukkan geliatnya meski terbatas di bulan April lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan turis asing ke Indonesia di bulan April mencapai 127,5 ribu kunjungan, mengalami penurunan sebesar 2,61% (mom) dan tumbuh negatif 19,3% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Sepanjang tahun 2021 total kunjungan wisman ke Tanah Air mencapai 511.440 atau turun hampir 82% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kedatangan turis global masih drop meski vaksinasi terus digeber di banyak negara.
Di Indonesia kedatangan turis Malaysia dan Timor Leste secara konsisten menyumbang lebih dari 50% total kunjungan di sepanjang tahun 2021. Kedua negara tersebut merupakan negara tetangga yang berbatasan darat dengan Indonesia.
Jarak yang dekat dan bisa ditempuh dengan jalur darat dan laut membuat dua jalur ini menjadi pilihan mayoritas pelancong. Tren kedatangan turis dari Malaysia yang konsisten harus diwaspadai mengingat kasus Covid-19 di Negeri Jiran mengalami lonjakan yang tajam.
Bahkan total kasus baru harian di Malaysia per satu juta penduduknya sudah mengungguli India sejak minggu lalu. Adanya mobilitas dari Malaysia ke Indonesia jika tidak dilakukan tracing dan tracking yang optimal berpeluang meningkatkan kasus Covid-19 di RI yang sudah turun akibat adanya imported cases.
![]() |
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di bulan April juga mengalami penurunan di April. BPS mencatat TPK April mencapai 34,6%. Lebih rendah dari Maret lalu di 36,1%. Namun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan TPK April tahun lalu yang di bawah 15%.
Keberadaan turis domestik lebih berperan dalam mendongkrak sektor pariwisata domestik ketika banyak negara yang masih melarang warganya bepergian ke luar negeri. Ada kemungkinan terjadi peningkatan TPK di bulan Mei seiring dengan momentum Lebaran 2021.
Kendati ada kebijakan larangan mudik. Beberapa masyarakat Indonesia bahkan ngeyel untuk mudik dan berwisata. Berdasarkan catatan Satgas Penanganan Covid-19, sepanjang libur lebaran 12-15 Mei 2021 tercatat ada 122.899 orang yang ditegur oleh petugas di tempat wisata.
Di satu sisi ini menjadi pengerek sektor pariwisata dan hotel domestik. Namun di sisi lain bakal ada ancaman peningkatan kasus Covid-19 jika melihat banyak protokol kesehatan yang dilanggar.
Lagipula TPK hotel juga kecil kemungkinan bakal mencapai level sebelum pandemi di atas 50%. Sudah setahun lebih TPK hotel konsisten di bawah 50% sehingga membuat para pebisnis hotel 'berdarah-darah'.
Fenomena hotel-hotel diobral murah saat ini menjadi fenomena di kota-kota besar di Indonesia dan terutama kawasan wisata, dari ekses pahit pandemi yang berkepanjangan. Selain di Bandung, Jogja, Surabaya, bahkan Bali, tren hotel-hotel dijual juga terjadi di DKI Jakarta.