Titah Xi Jinping: Banyak Anak Banyak Rezeki! Ini Alasannya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 June 2021 11:45
Para pekerja membuat bendera China di sebuah pabrik menjelang peringatan berdirinya Republik Rakyat China yang ke-70, di Jiaxing, Zhejiang, Cina, (25/9/2019).( REUTER / Stringer )
Foto: Para pekerja membuat bendera China di sebuah pabrik menjelang peringatan berdirinya Republik Rakyat China yang ke-70, di Jiaxing, Zhejiang, Cina, (25/9/2019).( REUTER / Stringer )

Pada 1979, China mulai memberlakukan kebijakan satu anak per keluarga. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan angka kemiskinan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk, terutama di perdesaan.

Salah satu kontroversi kebijakan ini adalah tingginya angka aborsi, terutama terhadap anak perempuan. Dalam kebudayaan China, anak laki-laki lebih 'berharga' karena meneruskan nama keluarga. Pada 2015, pemerintah China tegas melarang aborsi terhadap anak dengan jenis kelamin tertentu.

Pada 2016, pemerintah China memberi kelonggaran dengan mengizinkan satu keluarga memiliki dua anak. Meski sudah ada relaksasi angka kelahiran tetap rendah. Pada 2019, jumlah kelahiran per 1.000 penduduk adalah 10,48, turun dibandingkan 2018 yang sebesar 10,94.

Dalam satu dasawarsa terakhir, rata-rata angka kelahiran adalah yang terendah sejak dekade 1950-an. Pada 2010-2019, rata-rata angka kelahiran per 1.000 penduduk adalah 11,93

Dalam periode 2019-2020, angka kelahiran China turun 15%. Pertimbangan keamanan finansial, ditambah dengan kehadiran pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), membuat keluarga di Negeri Panda semakin enggan untuk memiliki buah hati.

Halaman Selanjutnya --> China Ingin Ubah Ekonomi

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular