Internasional

Wow Wow Wow, Xi Jinping Bolehkan Pasangan China Punya 3 Anak

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 May 2021 15:25
Chinese President Xi Jinping speaks at an event marking the 40th anniversary of China's reform and opening up at the Great Hall of the People in Beijing, China December 18, 2018. REUTERS/Jason Lee
Foto: Presiden China Xi Jinping berbicara di sebuah acara menandai peringatan ke-40 reformasi Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing (REUTERS/Jason Lee)

Jakarta, CNBC IndonesiaChina membuat aturan baru. Secara mengejutkan negara Tirai Bambu memperbolehkan pasangan memiliki tiga anak.

Ini merupakan kebijakan besar di negara terpadat penduduknya itu. Selama ini China mengontrol ketat jumlah penduduknya dengan hanya mengizinkan satu keluarga memiliki dua anak.

"Perubahan itu disetujui selama pertemuan politbiro yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping," tulis Reuters mengutip kantor berita resmi Xinhua, Senin (31/5/2021).

Sebelumnya, dari sensus nasional yang dilaporkan 11 Mei lalu, tingkat pertumbuhan tahunan China rata-rata adalah 0,53% selama 10 tahun terakhir. Ini turun dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,57% antara tahun 2000 dan 2010. Pada 1 November 2020, populasi China mencapai 1,41 miliar orang.

Angka kelahiran China terus menurun sejak 2017. Meskipun Beijing melonggarkan "kebijakan satu anak" yang sudah disahkan selama puluhan tahun untuk mencegah krisis demografis di sana, angka tak kunjung naik.

Hal ini sebagian disebabkan oleh penurunan angka pernikahan dalam beberapa tahun terakhir. Pasangan yang bergumul dengan mahalnya biaya membesarkan anak di kota-kota besar, serta perempuan yang secara alami menunda atau menghindari persalinan karena pemberdayaan mereka yang semakin meningkat.

Data menunjukkan bahwa populasi China mempertahankan momentum pertumbuhan yang ringan dalam dekade terakhir," kata Ning Jizhe, pejabat dari Biro Statistik Nasional, dikutip dari AFP, Kamis (13/5/2021).

Ini menimbulkan sejumlah saran dari ahli. Profesor Peking University School of Economic Liang Jianzhang mengatakan dalam sebuah video yang di posting di media sosial Weibo bahwa untuk menaikkan tingkat kelahiran dari 1,3 saat ini menjadi 2,1 dibutuhkan biaya 10% dari PDB China.

Jumlah itu mencapai 1 juta yuan atau setara Rp 2,3 miliar per kelahiran, dan dapat dialokasikan dalam bentuk uang tunai, keringanan pajak atau subsidi perumahan.

"Saya telah berbicara dengan banyak anak muda ... jika hanya diberi beberapa puluh ribu yuan, itu tidak akan mendorong orang untuk memiliki anak lagi," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.

Menurut Liang Jianzhang dana sebesar 1 juta yuan yang digelontorkan pemerintah untuk kelahiran satu bayi tidak akan merugikan pemerintah karena dikompensasi dengan kontribusi mereka di masa mendatang pada ekonomi negara.

"Jika sebuah keluarga melahirkan anak lagi, kontribusi masa depan anak itu untuk jaminan sosial, pendapatan pajak, akan melebihi 1 juta yuan," terangnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Terinfeksi "Resesi Seks", Xi Jinping Turun Tangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular