
Pabrik Baterai IBC-LG Rp140 T Segera Groundbreaking di Bekasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah membangun industri baterai kendaraan listrik terintegrasi semakin ada titik cerah, ditandai dengan rencana pemasangan tiang pancang (groundbreaking) pabrik milik Indonesia Battery Corporation (IBC) dan konsorsium perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) LG di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat dalam waktu dekat ini.
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan tahap pertama ini memiliki kapasitas produksi baterai mencapai 10 Giga Watt hours (GWh), yang nantinya akan dipakai untuk kendaraan listrik dari Hyundai.
Tahap ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Heads of Agreement (HoA) atau Kesepakatan Pokok proyek investasi baterai terintegrasi antara IBC dengan LG pada bulan lalu (29/4/2021) di kantor Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta.
Bahlil menyebut, investasi strategis di industri sel baterai kendaraan listrik ini merupakan yang pertama dilakukan dalam sepanjang sejarah Republik Indonesia. Pabrik ini terintegrasi dengan fasilitas penambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri precursor dan katoda.
Menurutnya, fasilitas produksi baterai listrik terintegrasi ini akan menjadi yang pertama di Asia dan bahkan di dunia. Nilai investasi diperkirakan mencapai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 140 triliun.
Bahlil menyambut gembira atas kemajuan investasi LG tersebut, mengingat upaya strategis untuk membangun hilirisasi industri pertambangan logam merupakan proses yang panjang dan tidak mudah, karena melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik di dalam maupun luar negeri.
"Setelah melalui proses panjang, kami bersyukur proses groundbreaking ini akhirnya akan segera dimulai. Pekerjaan ke depan akan semakin besar untuk membangun industri baterai yang terintegrasi di Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus mengawal proses ini dan memohon dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan industri baterai listrik di Indonesia yang terintegrasi dan berorientasi ekspor," tuturnya dalam keterangan resmi Kementerian Investasi/ BKPM, Senin (24/5/2021).
Sebagaimana diketahui, cikal bakal kerja sama antara IBC dan LG dimulai pada 2019 ketika Presiden Joko Widodo dan Presiden Korsel Moon Jae In bertemu di Busan, Korsel pada 25 November 2019. Setelah melalui rangkaian proses penjajakan, negosiasi dan studi, Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pun ditandatangani pada 18 Desember 2020 di Seoul, Korsel antara Menteri Investasi/Kepala BKPM dan CEO LG Energy Solution.
"Proses negosiasi MoU ini melalui 25 kali revisi dokumen, yang kami susun dan kami konsultasikan dengan Menteri BUMN Erick Tohir dan disetujui kedua belah pihak. Ini merupakan salah satu proses penyusunan dokumen terpanjang yang pernah dijalankan Kementerian Investasi/BKPM. Setelah itu, perlu 15 kali rapat intensif baik di tingkat pimpinan maupun di tingkat teknis. Kami sangat menghargai dedikasi tim yang luar biasa," tutur Bahlil.
Setelah HoA disepakati pada 29 April 2021, selanjutnya konsorsium melakukan Studi Gabungan (Joint Study), penyusunan perjanjian pemegang saham, dan perjanjian pendirian perusahaan. Ketiga proses tersebut ditargetkan segera tuntas, sehingga groundbreaking pabrik bisa dijalankan segera dalam waktu dekat ini.
Saat ini Kementerian Investasi sedang melakukan finalisasi MoU antara pihak di Cikarang (Hyundai) untuk merampungkan rencana joint venture (JV) pembangunan pabrik baterai sel (cell battery) untuk kendaraan listrik tersebut. Investasi yang akan digelentorkan untuk pembangunan pabrik ini sebesar US$ 1,2 miliar. Pabrik tersebut rencananya akan menempati lahan seluas 33 hektare dan menyerap 1.000 tenaga kerja Indonesia.
"Tidak hanya membuka lapangan kerja di daerah, proyek kerja sama investasi ini diproyeksikan menjadikan Indonesia naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah, menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik," imbuh Bahlil.
IBC atau PT Industri Baterai Indonesia dibentuk oleh empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (Mind Id), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), yang memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle battery/ EV battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Sementara itu, konsorsium LG terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding. LG Energi Solution saat ini merupakan salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia. LG Electronics (LG Group) merupakan perusahaan terbesar kelima di Korsel pada tahun 2020 menurut majalah Fortune.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsorsium LG Korea & Konsorsium BUMN Bangun Proyek Baterai
