Junta Militer Myanmar: Suu Kyi Akan Muncul di Pengadilan

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 May 2021 20:55
Burmese living in Thailand hold pictures of Myanmar leader Aung San Suu Kyi during a protest in front of the Myanmar Embassy, in Bangkok, Thailand, Monday, Feb. 1, 2021. Myanmar's military has taken control of the country under a one-year state of emergency and reports say State Counsellor Aung San Suu Kyi and other government leaders have been detained. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Foto: Puluhan pekerja migran Myanmar di Thailand berdemonstrasi di depan kedutaan besar Myanmar di Thailand, Senin (1/2/2021). Demo tersebut terkait kudeta militer yang sedang melanda negara asal mereka.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin junta militer Myanmar Ming Aung Hlaing mengatakan Aung San Suu Kyi dalam kondisi sehat di rumahnya dan akan muncul di pengadilan dalam beberapa hari mendatang.

Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan penyiar Phoenix Television yang berbasis di Hong Kong. Ini wawancara pertamanya sejak menggulingkan pemerintahan sah pada 1 Februari 2021, dikutip dari CNBC International, Sabtu (22/5/2021).

Aung San Suu Kyi merupakan satu dari 4.000 orang yang ditahan sejak junta militer berkuasa di Myanmar. Ia menghadapi beberapa dakwaan seperti memiliki radio walkie-talkee ilegal hingga melanggar undang-undang rahasia negara.

"Daw Aung San Suu Kyi dalam kondisi sehat. Dia ada di rumahnya dan sehat. Dia akan menghadapi persidangan di pengdalian dalam beberapa hari [ini]," ujar Min Aung Hlaing.

Penyiar Phoenix Television television kemudian bertanya kepada Min Aung Hlaing soal kinerja Aung San Suu Kyi, yang telah mendapat simpati dari warga Myanmar.

"Dia mencoba semua yang dia bisa," ujar Min Aung Hlaing.

Sidang Aung San Suu Kyi berikutnya dijadwalkan pada Senin pekan dema di ibu kota Naypyidaw. Selama ini Aung San Suu Kyi hanya mengikuti persidangan melalui video konferensi dan belum diizinkan berbicara langsung dengan pengacaranya.

Junta militer tak mengizinkannya tampil di pengadilan dan bertemu pengacaranya karena alasan keamanan.

Junta militer Myanmar mengambilalih kekuasaan setelah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang salah. Mereka menuduh partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi melakukan penipuan dan kecurangan sehingga bisa memenangi pemilihan umum (pemilu).

Sejak pengambilalihan kekuasaan secara paksa kondisi Myanmar belum stabil. Sejumlah warga negara melancar aksi demonstrasi, pemogokan dan pemberontakan sebagai bentuk protes terhadap kudeta yang dilakukan militer.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Kudeta Suu Kyi: Myanmar Presiden Baru, Kembali Militer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular