
Salahnya di Sini! Penyebab Corona Taiwan & Singapura Naik

Dari kedua kejadian itu, ada masalah yang sama dihadapi oleh baik Singapura dan Taiwan. Yakni progres vaksinasi Covid-19 yang kurang cepat.
Banyak orang di Taiwan tidak ingin mengambil vaksin ketika semuanya berjalan baik. Pengunaan AstraZeneca sebagai satu-satunya yang tersedia di Taiwan saat ini, semakin menambah keraguan ini.
AstraZeneca memiliki masalah disejumlah negara dengan efek samping pembekuan darah. Beberapa negara dunia bahkan batal menggunakan vaksin tersebut.
Namun, peningkatan kasus saat ini membuat warga Taiwan sekarang berbondong-bondong untuk mendapatkan vaksin. Satu-satunya masalah adalah jumlah vaksin tidak cukup untuk dibagikan.
Taiwan sampai saat ini hanya menerima 300.000 vaksin. Padahal populasi warga mencapai 24 juta.
"Kami telah mencoba sebaik mungkin untuk membeli vaksin dari perusahaan internasional tetapi kami tidak mendapatkan banyak. Satu-satunya cara untuk mempertahankan pasokan kami adalah dengan memproduksi sendiri, ini sangat penting bagi Taiwan," kata Dr Chen.
Taiwan saat ini sedang bekerja untuk memproduksi dua vaksin lokal. Vaksin diperkirakan akan hadir secepatnya pada Juli.
Sementara di Singapura, sekitar 30% warga telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Menurut Our World in Data, ini menjadikan Singapura sebagai negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di Asia Tenggara.
Tetapi negara itu dibatasi oleh pasokan vaksinnya. Pasalnya, negeri itu tak mampu memproduksi vaksinnya sendiri.
"Pada akhirnya kami dibatasi oleh pasokan. Di negara-negara seperti Inggris, AS, China, mereka memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin sendiri," kata Prof Teo.
"Kami mengantisipasi bahwa kebutuhan vaksin akan menjadi jangka panjang, jadi itulah mengapa kami bergerak menuju kemampuan manufaktur kami sendiri. Kemudian kami tidak akan lagi bergantung."
Prof Teo menambahkan bahwa lonjakan di kedua tempat tersebut merupakan pelajaran bagi negara-negara yang sekarang mungkin mengalami penurunan kasus.
"Ketika kita melihat negara-negara di Eropa, atau AS mulai melonggarkan tindakan, saya pikir mereka harus sangat berhati-hati dan melihat ke seluruh dunia untuk melihat apa yang terjadi," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
