Pandemi Covid-19

Cerita Nakes Malaysia: Merana Kerja Ganda, RS Selalu Penuh

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
20 May 2021 17:10
Sejumlah tenaga medis bertepuk tangan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis, 12/11. Tepuk tangan dilakukan untuk mengapresiasi para tenaga kesehatan di Hari Kesehatan Nasional. Hari Kesehatan Nasional yang ke-56 yang biasa diperingati setiap tanggal 12 November. Durasi 56 detik merujuk pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56.Tepuk tangan itu diikuti oleh sejumlah petugas tenaga medis, Dokter, Perawat, TNI, Relawan Covid-19. Tepuk tangan 56 detik ini diimbau untuk dilakukan serentak pukul 12.00 WIB siang nanti. Kemenkes juga mengimbau momen tepuk tangan 56 menit itu diunggah di media sosial dan dilengkapi sejumlah tagar, di antaranya #gerakan56detik, #HKN56, hingga #terimakasihnakes. Dilihat di Twitter per pukul 08.00 WIB pagi ini, tagar #gerakan56detik telah memuncaki trending topic nasional. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC IndonesiaLonjakan kasus corona (Covid-19) terjadi di Malaysia. Negara itu bahkan dilaporkan akan segera melakukan "full lockdown" alias penguncian penuh meski status perintah kontrol pergerakan (MCO) sudah diterapkan sejak 12 Mei.

Full lockdown mengarah ke penguncian Malaysia di Maret 2020 lalu. Berbeda dengan sekarang di mana aktivitas ekonomi masih dilakukan, full lockdown benar-benar mengunci negeri itu.

"Diskusi tengah berlangsung," tulis media Singapura itu mengutip pejabat tinggi di sebuah badan pembangunan Malaysia, dikutip The Strait Times Kamis (20/5/2021).

"Full lockdown dapat dimulai paling cepat Jumat ini (21/5/2021)."

Hal ini bukan tanpa sebab. Kasus harian di Malaysia rekor untuk pertama kalinya, menembus 6.000 sehari pada Rabu, lebih tinggi dari rekor sebelumnya di 30 Januari 5.728.

Belum lagi meningkatnya angka kematian. Penggunaan unit perawatan intensif (ICU) juga memecahkan rekor sepanjang Mei.

Dalam unggahannya, seorang pekerja medis Malaysia mengungkapkan bagaimana perasaannya bekerja di tengah pandemi kali ini. Andrew Yem, yang bekerja sebagai apoteker bangsal di Rumah Sakit Kuala Lumpur, menyebut lonjakan kasus kali ini adalah yang terburuk.

"Ini adalah penyebaran terburuk yang kami alami sejak dimulainya pandemi di negara kami," tulisnya di media sosial sebagai mana dikutip dari World of Buzz.

"Setelah berjuang selama setahun, kami berada di posisi yang lebih buruk dari tahun lalu. Kami kehabisan tempat tidur, petugas perawatan kesehatan yang lelah bekerja dalam shift ganda, kami telah mengambil dua kali lipat dari kapasitas pasien biasanya."

Andrew juga membagikan beberapa foto tentang apa yang terjadi di bangsal. Dia menjelaskan, gambaran tersebut hanya menunjukkan potongan-potongan dari apa yang terjadi setiap hari. Itu tidak sebanding dengan kejadian sebenarnya di lapangan.

Menurutnya, tidak dapat disembunyikan bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat. "Ini baru permulaan dan tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya," katanya.

Ia menceritakan jika staf medis di rumah sakitnya bekerja lembur. Beberapa dari mereka melewatkan makan karena jadwal mereka yang padat dalam beban kerja setiap hari.

Para dokter bekerja dalam shift panjang 12 jam, dan bahkan ada yang hingga 24 jam jika mereka siap dipanggil. Andrew menambahkan bahwa kapasitas ruangan ICU telah meningkat hampir dua kali lipat.

Pengembangan dilakukan ke berbagai bangsal untuk menampung lebih banyak pasien, dan semua terisi dengan cepat. "Saya hanya akan mengatakan ini, jika kita berpikir situasinya sudah buruk, itu akan menjadi lebih buruk," jelasnya.

Andrew juga mengatakan, meskipun batasan tidak seketat dulu di MCO pertama dulu, tanggung jawab ada pada semua orang untuk menjaga kedisiplinan. Perlu diketahui Malaysia telah melakukan tiga kali MCO, pada Maret 2020, Januari 2021 dan sekarang.

Selain itu, Andrew juga berharap masyarakat tetap bisa menjaga pikirannya dan tidak memikirkan hal-hal negatif. Sebab, itu tidak akan mengubah sedikitpun dari apa yang sedang terjadi sekarang.

"Covid-19 tidak mengenal ras, status, identitas. Tapi itu bisa dikalahkan. Semoga MCO kali ini memiliki makna yang benar-benar baru, Malaysia dapat mengatasinya," pungkasnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malaysia Darurat Corona, ICU Kehabisan Tempat Tidur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular