Kronologi Perang

Ini Rentetan Kejadian Sebelum 'Hujan' Ribuan Roket di Gaza

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
17 May 2021 21:21
Smoke rises following Israeli airstrikes on a building in Gaza City, Thursday, May 13, 2021. Weary Palestinians are somberly marking the end of the Muslim holy month of Ramadan, as Hamas and Israel traded more rockets and airstrikes and Jewish-Arab violence raged across Israel. (AP Photo/Hatem Moussa)
Foto: AP/Hatem Moussa

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalur Gaza kembali memanas. Kali ini pasukan Israel melancarkan serangan udara ke beberapa titik yang ada di wilayah Palestina itu, menghancurkan beberapa rumah dan infrastruktur.

Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut, 197 warga meregang nyawa akibat serangan yang terjadi, sebanyak 58 di antaranya adalah anak-anak dan 34 wanita, korbannya kebanyakan dari pihak Palestina.

Israel menyebut bahwa serangan ini tidak akan dihentikan selagi warga Palestina dan Partai Hamas berhenti untuk menyerang wilayahnya.

Bahkan sebuah kantor media Al Jazeera dan AP menjadi sasaran amukan rudal udara milik Israel.

Pihak Israel mengklaim sekitar 3.100 roket telah ditembakkan dalam sepekan terakhir dari Gaza, sistem anti-misil Iron Dome milik Israel telah mencegat lebih dari 1.000 roket.

Perang antara Hamas dan Israel kali ini yang terburuk sejak 2014, perang saat itu menewaskan 2.251 orang dari pihak Palestina, sebagian besar warga sipil, dan 74 orang di pihak Israel, umumnya tentara.

Berikut ringkasan kronologi sebelum perang pecah beberapa waktu terakhir sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (17/5).

3 Mei 2021

Pada malam 3 Mei, bentrokan meletus di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur yang dicaplok Israel. Hal ini dipicu oleh upaya selama bertahun-tahun pemukim Yahudi untuk mengambil alih rumah-rumah orang Palestina.

6 Mei 2021

Pada 6 Mei, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol mendesak Israel untuk mengakhiri kebijakan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki, terutama di Sheikh Jarrah.

7 Mei 2021

Bentrokan besar terjadi pada 7 Mei ketika puluhan ribu jamaah Muslim memadati kompleks masjid suci Al-Aqsa untuk berdoa pada Jumat terakhir Ramadhan. Dalam aksi ini warga Palestina juga menyuarakan keprihatinannya mengenai Sheikh Jarrah. Menurut Polisi Israel, mereka sempat melemparkan batu ke arah petugas keamanan.

Rekaman video menunjukkan pasukan Israel menyerbu alun-alun masjid dan menembakkan granat suara di dalam gedung.

Bentrokan meletus selama beberapa hari berikutnya di bagian lain Yerusalem Timur.

10 Mei 2021

Pada 10 Mei, bentrokan kembali pecah dengan ratusan warga Palestina dan 32 petugas polisi Israel terluka dalam insiden itu. Kebanyakan korban luka datang dari komplek Masjid Al-Aqsa. Tercatat lebih dari 700 warga Palestina terluka dalam kekerasan di Masjid Al-Aqsa dan bagian lain Yerusalem timur selama beberapa hari.

Kekerasan itu bertepatan dengan apa yang disebut Israel sebagai "Hari Yerusalem", yang menandai penyitaan sektor timur kota itu pada tahun 1967.

Pada malam di hari yang sama, partai Islam yang berkuasa di Gaza, Hamas, meluncurkan tembakan roket ke Israel, yang merespons dengan serangan mematikan di daerah kantong Palestina.

11 Mei 2021

Tel Aviv melancarkan serangan udara dan menghancurkan beberapa menara gedung di Kota Gaza di mana pejabat senior Hamas bermarkas.

Pada malam tanggal 11 Mei, kerusuhan meluas di kota-kota campuran Yahudi-Arab di Israel. Negara itu mengumumkan keadaan darurat di Lod, dekat Tel Aviv, setelah polisi melaporkan kerusuhan oleh beberapa warga Arab setelah kematian seorang Arab Israel. Tercatat lebih dari 400 orang, Yahudi dan Arab, ditangkap.

12 Mei 2021

Pada 12 Mei, AS mengatakan sedang mengirim utusan ke Israel dan wilayah pendudukan. Rusia menyerukan pertemuan darurat antara Timur Tengah, Uni Eropa, Rusia, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

13 Mei 2021

Memasuki 13 Mei, Israel mengerahkan kendaraan lapis baja dan pasukan di sepanjang perbatasan Gaza. Kementerian pertahanan memberi tentara lampu hijau untuk memobilisasi ribuan bantuan cadangan.

15 Mei 2021

Pada 15 Mei, serangan udara Israel di sebuah gedung di kamp pengungsi Shati di Gaza menewaskan 10 orang, dimana seluruhnya merupakan anggota keluarga.

Beberapa jam kemudian, serangan terjadi kembali dan meratakan gedung 13 lantai di Kota Gaza yang merupakan markas televisi Al Jazeera dan kantor berita AS Associated Press.

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden bahwa Israel melakukan yang terbaik untuk melindungi warga sipil di Gaza saat Biden mengungkapkan "keprihatinannya" atas gejolak tersebut.

16 Mei 2021

Pada 16 Mei, Israel mengatakan serangan mereka menghancurkan rumah pemimpin politik Hamas di Gaza. Para petugas medis mengatakan penggerebekan di seluruh wilayah itu menewaskan sedikitnya 42 orang, jumlah kematian harian tertinggi.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau segera diakhirinya kekerasan yang "sangat mengerikan", tetapi pertemuan virtual Dewan Keamanan tidak menghasilkan pernyataan bersama.

"Pengeboman Gaza telah membuat 38.000 orang mengungsi dan 2.500 orang kehilangan tempat tinggal," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tepi Barat Memanas! Tentara Israel Tewaskan 5 Warga Palestina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular