Dewan Energi Sebut Bensin Pertalite Produk Banci, Kenapa?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 May 2021 16:50
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak pada kendaraan di salah satu SPBU dikawasana Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number/ RON) 90 atau Pertalite disebut sebagai produk banci oleh salah satu anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Eri Purnomohadi.

Dia menilai, bagi masyarakat yang memiliki mobil dengan kapasitas mesin di atas 1.800 cc, seharusnya sudah mampu membeli bensin dengan nilai oktan tinggi, seperti RON 92 untuk merek Pertamax dan sejenisnya, atau bahkan RON 95.

Sementara untuk bensin dengan RON 90 seperti Pertalite menurutnya bensin banci karena tak berbeda jauh dengan Premium yang memiliki nilai oktan 88, sehingga belum ramah lingkungan.

"Begitu punya mobil 2.000 cc, masyarakat sudah harus mampu beli bensin non subsidi oktan 95. Oktan 90 masih oktan banci, belum memenuhi standar Euro 4, padahal kita sudah Euro 5. Kita senantiasa kampanyekan energi bersih dan sehat lingkungan," jelasnya saat diwawancarai CNBC Indonesia, Senin (17/05/2021).

Dari sisi konsumen, menurutnya kini kesadaran untuk mengonsumsi BBM ramah lingkungan mulai muncul, kecuali dari kalangan yang memang daya belinya masih rendah.

"Terlihat tren demand BBM non subsidi sangat tinggi, ini sejalan dengan kebijakan energi bersih," ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menerbitkan Peraturan Menteri No.20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O, yang mengatur bahwa bensin yang harus dijual ke publik minimum harus mengandung RON 91, tercantum dalam Pasal 3 ayat 2.

Jika mengacu pada Peraturan Menteri LHK ini, semestinya baik bensin RON 88 atau Premium maupun bensin di bawah RON 91 lainnya, salah satunya yaitu Pertalite yang memiliki RON 90 sudah tidak dijual lagi.

Ketua Tim Anti Mafia Migas 2014-2015 Faisal Basri mengatakan saat ini merupakan saat yang tepat untuk menghapus Pertalite. Terlebih, lanjutnya, hanya tujuh negara di dunia yang masih menjual bensin di bawah RON 90, termasuk Indonesia ini.

Sementara negara tetangga seperti Malaysia menjual bensin dengan nilai oktan paling rendah RON 95 Dengan demikian, menurutnya kini saat yang tepat untuk tidak lagi menjual bensin di bawah RON 91.

"Tidak ada di dunia jual bensin di bawah RON 90 kecuali tujuh negara termasuk Indonesia. Kalau bunuh Pertalite dan Premium, kita bisa jual bensin dengan kualitas baik dan murah, kalau pakai patokan Malaysia," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Senin (23/11/2020).

Bahkan, dia tak segan menyebut produk Pertalite merupakan "produk banci". Menurutnya, BBM jenis Pertalite hadir karena Pertamina sedang rugi habis-habisan akibat harga dari Premium tidak dinaikkan oleh pemerintah.

"Pertalite kan produk banci ya, kenapa Pertalite hadir karena waktu itu Pertamina rugi habis-habisan akibat harga Premium tidak dinaikkan oleh pemerintah," ungkapnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga Mulai Sadar Lingkungan, Konsumsi Premium di Bawah Kuota

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular