
Singapura, Malaysia, Taiwan Lockdown! Pasca Lebaran RI Juga?

Sejak awal Indonesia menghadapi pandemi Covid-19, lockdown bukanlah pilihan utama pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan pun telah menegaskan hal tersebut.
"Melihat proses yang dilakukan negara lain me-lockdown seluruh negara, lockdown satu provinsi, satu kota, ekonomi jatuh. Jadi hati-hati mengenai ini," tegas Jokowi.
Selama ini pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan tersebut terus bertransformasi sesuai keadaan hingga saat ini disebut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
Namun, perkembangan Covid-19 usai lebaran menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Apalagi, beberapa hari lalu terjadi kerumunan di berbagai fasilitas wisata tak terkecuali Ancol.
Pada hari kedua Lebaran, wisatawan yang mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol mencapai 39 ribu orang. Kondisi tersebut membuat pihak manajemen Ancol memutuskan untuk tutup.
![]() Ancol Membludak saat Hari ke Dua Lebaran (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Situasi ini membuat kawasan Ancol menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Para warganet mengunggah kekhawatiran mereka akan terjadinya ledakan kasus Covid-19 lantaran kerumunan di Ancol.
Bahkan, tak sedikit dari mereka yang membandingkan keramaian di Ancol seperti ritual agama di Sungai Gangga, India yang menjadi pemicu ledakan kasus di negeri Bollywood beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah unggahan seorang warganet, terlihat ada foto perbandingan situasi di Ancol dengan Sungai Gangga.
Beberapa waktu lalu, India memang merayakan festival mandi massal di Sungai Gangga atau kerap disebut Festival Kumbh Mela. Ribuan orang setidaknya mengikuti pagelaran tersebut tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Menyikapi situasi ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo beberapa waktu lalu sempat mengutarakan sistem micro lockdown pasca lebaran Idul Fitri.
Menurutnya, upaya ini harus disiapkan di semua daerah khususnya di tingkat RT, agar siap menghadapi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Bahkan, sudah ada beberapa daerah yang melakukannya.
"Kalau seandainya daerah ada kasus yang meningkat, lakukan inisiatif lockdown. Jadi cukup lockdown itu di tingkat RT, jangan yang di lockdown itu di tingkat kabupaten. Enggak mungkin , terlalu repot banyak sekali aturan yang harus dilakukan," katanya.
[Gambas:Video CNBC]