Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari satu tahun menghadapi pandemi Covid-19, sejumlah negara justru mengalami peningkatan kasus. Mulai dari Malaysia, Singapura, Taiwan, hingga India.
Negara terakhir yang disebut, bahkan tengah menghadapi situasi yang cukup 'mengerikan'. Kasus Covid-19 di India mengalami kenaikan secara drastis, yang diikuti dengan lonjakan angka kematian.
Berdasarkan data terakhir, total kematian dalam 24 jam terakhir karena wabah Covid-19 mencapai 4,000 kasus. Kini, angka kematian di negeri Bollywood menembus angka 270 ribu lebih.
Lantas, bagaimana dengan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia?
Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia memang jauh dari kata menggembirakan. Pada akhir pekan lalu, kasus Covid-19 bertambah hingga 3.080 kasus sehingga total masyarakat yang terkonfirmasi positif mencapai 1.739.750.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa ada potensi kenaikan kasus positif dua pekan setelah Lebaran 2021 mendatang.
Setidaknya, ada beberapa faktor yang kemungkinan menjadi pendorong kenaikan kasus. Salah satunya, adalah positivity rate yang naik dan jumlah pemeriksaan spesimen yang mengalami penurunan karena libur Lebaran.
"Sehingga pekan depan pasti akan terjadi potensi kenaikan kasus," kata Wiku dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 akhir pekan lalu.
Wiku bahkan mengatakan potensi kenaikan kasus begitu tinggi. Apalagi, pemerintah telah memastikan akan memperketat penyaringan masyarakat saat arus balik mudik lebaran.
"Kami ingin pastikan penyekatan dan screening yang dilakukan dalam arus balik nanti benar-benar efektif, sehingga kita bisa menekan potensi kenaikan kasus Covid-19 secara lebih baik lagi," katanya.
Halaman Selanjutnya, >>> Akankah RI Menempuh Kebijakan Lockdown?
Sejak awal Indonesia menghadapi pandemi Covid-19, lockdown bukanlah pilihan utama pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan pun telah menegaskan hal tersebut.
"Melihat proses yang dilakukan negara lain me-lockdown seluruh negara, lockdown satu provinsi, satu kota, ekonomi jatuh. Jadi hati-hati mengenai ini," tegas Jokowi.
Selama ini pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan tersebut terus bertransformasi sesuai keadaan hingga saat ini disebut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
Namun, perkembangan Covid-19 usai lebaran menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Apalagi, beberapa hari lalu terjadi kerumunan di berbagai fasilitas wisata tak terkecuali Ancol.
Pada hari kedua Lebaran, wisatawan yang mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol mencapai 39 ribu orang. Kondisi tersebut membuat pihak manajemen Ancol memutuskan untuk tutup.
 Foto: Ancol Membludak saat Hari ke Dua Lebaran (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) Ancol Membludak saat Hari ke Dua Lebaran (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Situasi ini membuat kawasan Ancol menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Para warganet mengunggah kekhawatiran mereka akan terjadinya ledakan kasus Covid-19 lantaran kerumunan di Ancol.
Bahkan, tak sedikit dari mereka yang membandingkan keramaian di Ancol seperti ritual agama di Sungai Gangga, India yang menjadi pemicu ledakan kasus di negeri Bollywood beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah unggahan seorang warganet, terlihat ada foto perbandingan situasi di Ancol dengan Sungai Gangga.
Beberapa waktu lalu, India memang merayakan festival mandi massal di Sungai Gangga atau kerap disebut Festival Kumbh Mela. Ribuan orang setidaknya mengikuti pagelaran tersebut tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Menyikapi situasi ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo beberapa waktu lalu sempat mengutarakan sistem micro lockdown pasca lebaran Idul Fitri.
Menurutnya, upaya ini harus disiapkan di semua daerah khususnya di tingkat RT, agar siap menghadapi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Bahkan, sudah ada beberapa daerah yang melakukannya.
"Kalau seandainya daerah ada kasus yang meningkat, lakukan inisiatif lockdown. Jadi cukup lockdown itu di tingkat RT, jangan yang di lockdown itu di tingkat kabupaten. Enggak mungkin , terlalu repot banyak sekali aturan yang harus dilakukan," katanya.