Duh! 4.000 Warga India Tewas Dalam 2 Hari Gegara Covid

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 May 2021 15:15
Health workers attend to a patient at the BKC jumbo field hospital, one of the largest COVID-19 facilities in Mumbai, India, Thursday, May 6, 2021.(AP Photo/Rafiq Maqbool)
Foto: Perawatan pasien Covid-19 di salah satu fasilitas COVID-19 terbesar di Mumbai, India, Kamis, 6 Mei 2021. (AP/Rafiq Maqbool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian akibat Covid-19 di India mencapai lebih dari 4000 orang dalam dua hari berturut-turut pada Kamis kemarin (13/5/2021). Namun sebagian besar ahli masih belum yakin kapan puncak dari tsunami Covid-19 di negeri Bollywood itu.

Profesor epidemiologi dari Universitas Michigan, Bhramar Mukherjee menyebutkan sebagian besar model memperkirakan puncaknya akan terjadi minggu ini. Dalam unggahannya di Twitter, dia mengatakan jumlah kasus baru tiap harinya cukup besar dan mampu membebani rumah sakit.

"Kata kuncinya adalah optimisme hati-hati," kata dia, dikutip Reuters, Jumat (14/5/2021).

Salah satu wilayah dengan situasi buruk adalah pedesaan Uttar Pradesh, yang merupakan negara bagian terpadat dengan populasi lebih dari 240 juta orang itu. Dalam tayangan televisi, terlihat jika banyak keluarga yang menangisi orang meninggal di rumah sakit pedesaan atau tinggal di bangsa untuk merawat orang sakit.

Krematorium juga kewalahan dan ketersediaan kayu pembakaran juga sangat sedikit. Ini menyebabkan banyak mayat yang terdapat di Sungai Gangga, salah satu sungai yang mengalir di sana.

Sementara itu Yogendra Yadav, aktivitas terkenal dan politis oposisi menulis dalam The Print menyebutkan jika statistik resmi tidak memberi gambaran soal pandemi Covid-19 di pedesaan.

"Ketidaktahuan yang meluas, fasilitas uji terdekat yang kurang atau memadai, batasan antara yang resmi dan tidak soal pengujian dan penundaan yang berlebihan dalam laporan pengujian, secara virtual tidak ada pengujian, sementara sejumlah orang komplain tentang demam yang aneh," jelasnya.

Masalah Vaksin

Soal vaksin juga menjadi masalah baru dari tsunami pandemi di India. Meski menjadi salah satu produsen vaksin terbesar, negara itu harus mengalami kehabisan stok untuk permintaan yang besar.

Hingga Kamis kemarin, program vaksinasi India telah memvaksinasi penuh untuk lebih dari 38,2 juta orang. Jumlah itu baru 2,8% dari populasi orang India yang mencapai 1,35 miliar orang.

Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi telah mengumumkan vaksinasi terbuka untuk seluruh orang dewasa pada 1 Mei lalu.

Selain itu, Kementerian Kesehatan setempat kemarin juga menerima rekomendasi dari panel pemerintah soal jarak penyuntikan vaksin AstraZeneca. Vaksin buatan Serum Institute of India direkomendasikan sebelumnya memiliki jeda 6-8 minggu untuk diberikan 12-16 minggu.

Sementara itu untuk Covaxin, vaksin yang dikembangkan dalam negeri tidak ada perubahan untuk jarak intervalnya.

Di sisi lain, pemerintah Uttar Pradesh mengumumkan akan menghabiskan hingga US$1,36 miliar. Uang tersebut untuk membeli vaksin Covid-19.

Selain itu pemerintah juga sedang mengadakan pembicaraan awal dengan sejumlah perusahaan terkait vaksin. Dua diantaranya adalah Pfizer dan distribusi lokal Sputnik Rusia.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid India Rekor Maning, Tembus 346 Ribu Sehari!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular