Macron Minta AS Hentikan Larangan Ekspor Vaksin Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Amerika mengangkat larangan ekspor vaksin Covid-19 beserta bahan baku. Pernyataan ini dilontarkan ketika mulai ada perpecahan antara beberapa negara bagian Eropa dan Amerika Serikat tentang cara terbaik untuk meningkatkan produksi vaksin global.
Melansir BBC.com, Kamis (13/5/2021), saat ini sekitar 1,25 miliar dosis telah diberikan di seluruh dunia. Namun kurang dari 1% telah diberikan 29 negara termiskin di dunia.
Sebaliknya negara kaya mempercepat kampanye vaksinasi. Di Inggris 67% populasi telah menerima dosis pertama dan di Amerika Serikat 56% dari mereka memenuhi syarat telah mendapatkan suntikan pertama.
Pada hari Jumat pekan lalu, UE setuju untuk membeli 900 juta lebih dosis vaksin Pfizer/BioNTech dengan opsi mencapai 900 juta lebih.
Persoalan Hak Paten Vaksin Dengan Larangan Ekspor
Afrika Selatan dan India berpendapat bahwa menyerahkan paten berarti resep rahasia vaksin mereka akan dirilis dan negara lain dapat mulai produksi secara masif. Tapi India saat ini sedang berada dalam cengkraman gelombang kedua, yang menewaskan lebih dari 4.000 orang.
Perdana Menteri India Narendra Modi berharap mendapatkan dukungan Uni Eropa, dan sudah berbicara kepada pemimpin negara eropa menggunakan video call.
Akan tetapi dia gagal mendapat dukungan. Pemimpin eropa tetap skeptis seperti Presiden Prancis Macron yang berpendapat peningkatan ekspor dan produksi adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis.
"Kunci untuk memproduksi vaksin lebih cepat untuk semua negara miskin atau negara menengah adalah memproduksi lebih banyak," kata Macron.
Dia meminta Amerika Serikat menghentikan larangan ekspor tidak hanya pada vaksin tetapi juga bahan - bahan vaksin. Dia juga menunjukan fakta bahwa sejauh ini 100% vaksin yang diproduksi Amerika Serikat hanya ditujukan untuk pasar dalam negeri.
Macron juga mencatat Inggris telah membatasi ekspor vaksin. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sebelumnya membantah ada larangan, tapi informasi yang tersedia menunjukan vaksin tidak diekspor dari Inggris.
Sebagai informasi, belum lama ini Amerika Serikat juga sudah menyatakan mendukung penghapusan larangan hak paten vaksin untuk mendorong vaksinasi massal. Rencana itu juga mendapat dukungan dari WHO dan Paus Francis.
"Dunia telah terinfeksi virus Individualisme dengan hukum kekayaan intelektual diletakan di atas undang-undang kesehatan dan humanitas," kata Paus.
[Gambas:Video CNBC]
Beli Tiket Kereta Jarak Jauh, Sekarang Bisa Vaksin di Stasiun
(dob/dob)