
Jokowi Kepincut, Pengusaha 'Harta Karun' RI Dipanggil Luhut

Jakarta, CNBC Indonesia - Komoditas sarang burung walet kini menjadi primadona di mata pemerintah karena berpotensi menghasilkan devisa hingga triliunan rupiah, bahkan disebut-sebut sebagai harta karun baru bagi Indonesia. Komoditas ini sudah jadi perhatian serius Presiden Jokowi.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi dan Kementerian Perdagangan memanggil pelaku usaha di sektor ini. Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI), Boedi Mranata kepada CNBC Indonesia, Kamis (6/5/21), mengatakan hari ini ada agenda bertemu Luhut Pandjaitan di Tanjung Priok.
Pertemuan pengusaha di sektor sarang burung walet dengan Pemerintah merupakan kelanjutan dari rapat-rapat sebelumnya. Dua hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajarannya menggelar rapat terbatas dengan topik pembahasan pengembangan budidaya sarang burung walet dan tanaman porang secara tertutup.
Dalam rapat yang digelar di kompleks Istana Kepresidenan itu, pemerintah sepakat untuk mengakselerasi pembinaan secara teknis untuk kedua komoditas tersebut.
"Potensi yang kita miliki hampir di seluruh tempat," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai rapat terbatas, Selasa (4/5/2021).
Kepala negara, menurut Syahrul, telah menginstruksikan agar berbagai aturan yang menghambat kedua komoditas ini untuk diekspor dihilangkan. Pemerintah memastikan akan memberikan ruang bagi kedua komoditi ini berkembang.
"Melakukan upaya maksimal, memberikan ruang bagi petani porang dan tentu petani rumah burung walet agar besok kita bisa mendapatkan nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan kepentingan rakyat," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan sarang burung walet memiliki nilai yang besar. Indonesia, kata dia, pun sudah menjadi produsen utama sarang burung walet dunia.
"Bahkan kalau saya tidak salah, hampir 80% daripada kapasitas dunia itu di-supply dari Indonesia," katanya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, sepanjang tahun lalu Indonesia mengekspor hingga 1.316 ton atau setara US$ 540 juta untuk sarang burung walet ke berbagai belahan dunia.
"Oleh karena itu Kementerian Perdagangan akan mengadakan streamlining daripada proses perizinan ekspor dan memastikan bahwa kita akan mendapatkan harga yang terbaik untuk sarang burung walet," katanya.
Lutfi mencontohkan Hong Kong selama ini menguasai 85% ekspor sarang burung walet. Mereka menjual sarang burung walet seharga US$ 88, sementara di China dijual di angka US$ 1.500.
"Oleh sebab itu kita akan mengadakan shifting mengadakan persamaan aturan-aturan antara kementerian pertanian dan kementerian perdagangan," katanya.
"Tapi idenya satu bahwa kita akan mencoba menggalakkan ekspor daripada kekayaan Indonesia ini untuk mendapatkan hasil terbaik bagi petani kita, bagi industri dalam negeri," tegasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Harta Karun' RI Dihargai Mahal, Tapi Tak Mudah Masuk China!