
Begini Sulitnya Loloskan 'Harta Karun' RI ke China

Jakarta, CNBC Indonesia - Sarang burung walet memiliki potensi penjualan ekspor hingga ratusan triliunan rupiah. Hal ini membuat pemerintah nampaknya mulai memberikan perhatian lebih bagi komoditas sarang burung walet. Setelah Presiden Jokowi membahas komoditas ini, beberapa Menteri menindaklanjutinya dengan melakukan pembicaraan bersama pengusaha di komoditas ini.
Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI) Boedi Mranata mengakui baru bertemu dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto serta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kemarin. Salah satu pembahasannya adalah meningkatkan jumlah eksportir dari yang semula saat ini 23 eksportir menjadi sekitar dua kali lipatnya.
"Pemerintah sedang berusaha memasukkan kira-kira 20 perusahaan baru lagi untuk masuk sebagai eksportir," kata Boedi kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/5/21).
Makin banyaknya eksportir yang lolos, maka peluang untuk menambah jumlah produksi bisa semakin besar. Saat ini, Indonesia bisa memproduksi sebanyak 1300 ton sarang burung walet per tahun. Sebanyak 260 ton diekspor ke China dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan 1040 ton lainnya yang diekspor ke berbagai negara.
Sebagai perbandingan, Jika Indonesia menjual ke China, maka 1 kg sarang burung walet dengan kualitas terbaik bisa menembus harga Rp 10 juta - Rp 15 juta. Namun, jika menjual ke negara lain harganya anjlok bisa Rp 600 ribu/Kg. Hal ini karena konsumen China menggemari dan berani membayar mahal.
"Namun ada prosedur yang panjang, perusahaan dicek orang yang kerja berapa, kebersihannya, dari segi meja harus stainless steel dengan kadar-kadar tertentu yang standar internasional. Nggak bisa pake meja dapur, nggak boleh ada bakteri yang masuk, jadi ada traceability dari China yang ketat," sebutnya.
Hal itu kejadian ketika Indonesia mengajukan eksportir di awal tahun 2012 ke China. Saat itu, tidak langsung 23 eksportir mendapat persetujuan, namun hanya beberapa saja. Ada beberapa ketentuan yang perlu dipenuhi hingga akhirnya mendapat persetujuan.
Ketika banyak eksportir mulai giat untuk bisa masuk ke pasar China, harga sarang burung walet saat ini juga sedang naik-turun, utamanya ketika memasuki pergantian musim dari musim panas ke hujan.
"Itu kan musim. Musim panen sudah habis, mulai masuk kering ya akan sedikit sarang burung yang dipanen," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun RI Ini Dibayar Mahal China & Hong Kong