'Harta Karun' RI Dihargai Mahal, Tapi Tak Mudah Masuk China!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
07 May 2021 17:05
Cover Topik/ harta karun Sarang Burung Walet_luar/Aristya Rahadian
Foto: Cover Topik/ harta karun Sarang Burung Walet_luar/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia kian serius dalam menggarap sarang burung walet sebagai komoditas ekspor bernilai tinggi hingga triliunan rupiah. Namun, tak mudah bisa lolos ke pasar China.

Teranyar, ada pertemuan antara Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian hingga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan pengusaha di komoditas ini.

"Kemarin dengan Menko Perekonomian Pak Airlangga Hartarto membicarakan prospek sarang burung walet sore di Ciawi Bogor sembari pelepasan ekspor tanaman hias, paginya dengan Pak Mendag, jajaran Kementan di kantor Kemendag, jam 10-12 lah, " kata Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI), Boedi Mranata kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/5/21).

Dalam pertemuan itu, ada pembahasan bagaimana meningkatkan jumlah ekspor ke China. Bukan hal yang mudah, mengingat mahalnya harga dari setiap produk, maka China pun memberlakukan hal yang ketat sebelum meloloskan izinnya.

"Sekarang sudah 260 ton ke China, lalu gimana menambah lebih banyak lagi eksportir yang terdaftar. Kedua, penyederhanaan aturan di Indonesia sehingga lebih lancar," sebut Boedi.

Potensi untuk meningkatkan ekspor bagi Indonesia sebenarnya besar, bisa dua kali lipat atau lebih, asal Pemerintah China mau melonggarkan ketentuannya. Penentuan jumlah ekspor yang masuk pun sudah menjadi wewenang Pemerintah China, bukan lagi dari Indonesia, dalam hal ini Badan Karantina Pertanian Kementan.

"Bukan berarti lolos di Badan Karantina maka pasti dapat kuota ekspor dari Pemerintah China, belum tentu. Itu wewenang GACC (The General Administration of Customs of the People's Republic of China), kalau dia bilang tunggu prosesnya tiga bulan lagi, atau satu tahun lagi ya kita harus tunggu. Pemerintah China juga kan nggak bisa ditekan," sebut Boedi.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun RI Ini Dibayar Mahal China & Hong Kong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular