Suhu Ekonomi Mulai Hangat, Suku Bunga Perlu Naik?

Tirta, CNBC Indonesia
06 May 2021 15:55
rupiah melemah terhadap Dollar
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Seperti diketahui bersama, komoditas merupakan salah satu bahan dasar (raw materials) yang merupakan bahan baku bagi berbagai produk setengah jadi maupun produk jadi.

Ketika harga dari bahan bakunya naik, maka produsen akan cenderung meneruskan ke konsumen agar marjin laba tidak tergerus. Sehingga pada akhirnya kenaikan biaya input juga akan berpengaruh terhadap harga yang diterima konsumen akhir. 

Fenomena naiknya harga barang dan jasa secara luas dalam suatu perekonomian ini dikenal dengan sebutan inflasi atau para ekonom lebih suka menyebutnya sebagai fenomena turunnya nilai suatu mata uang terhadap barang dan jasa. 

Jika dicermati dengan seksama, inflasi memang terlihat mulai meningkat. Di negara-negara G20, tingkat inflasi di bulan Maret tahun 2021 lebih tinggi dibanding inflasi di akhir tahun.

Hanya Indonesia dan Arab Saudi saja yang justru mengalami perlambatan. Perlambatan inflasi di Indonesia diduga diakibatkan oleh faktor musiman (siklikal). Inflasi biasanya memanas di akhir tahun karena bertepatan dengan libur nasional Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Inflasi yang meningkat tak terlepas dari adanya kombinasi semakin agresifnya vaksinasi, kelanjutan stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar. Sudah lebih dari 1 miliar dosis vaksin telah disuntikkan ke penduduk bumi. 

Hingga Maret 2021, nilai median stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah negara-negara anggota G20 mencapai lebih dari 11% output perekonomiannya dengan Jepang yang paling besar hingga lebih dari 50%. 

Stimulus fiskal diberikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari relaksasi pajak, pemberian bantuan sosial berupa bantuan langsung tunai, bahkan sampai keringanan kredit pun diberikan.

Pemerintah juga meningkatkan belanja meskipun pendapatan dari pajak belum akan pulih di tahun ini. Defisit anggaran masih akan besar. Namun tak ada jalan lain. Belanja negara juga diprioritaskan untuk program yang berdampak signifikan seperti untuk kesehatan dan pembangunan infrastruktur. 

Kemudian dari sisi moneter, pemangkasan suku bunga acuan yang agresif dan injeksi likuiditas ke perekonomian pada akhirnya membuat suplai uang yang beredar di masyarakat meningkat. 

Tidak seperti saat lockdown, masyarakat sekarang sudah lebih berani membelanjakan uangnya dan tidak menabung atau membeli aset keuangan yang tak langsung beririsan dengan sektor riil. 

Pada akhirnya program demand creation otoritas fiskal dan peningkatan likuiditas oleh bank sentral akan meningkatkan suhu perekonomian. Sehingga ketika sekarang inflasi sudah mulai meningkat adalah sebuah kewajaran. 

Halaman Selanjutnya --> Inflasi Bakal Tinggi Bank Sentral Siap Hawkish?

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular